Teras Merdeka – Israel menjadi negara yang cukup sensitif untuk diperbincangkan di Indonesia, terutama karena peperangannya dengan Palestina. Namun begitu, ternyata ada sejumlah startup milik Israel di bidang teknologi yang justru banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Hingga sekarang, berdasarkan laporan Startup Savant, ada lebih dari 6.000 startup yang berasal dari Israel. Banyak dari perusahaan rintisan tersebut bergerak di bidang teknologi.
Adapun startup milik Israel yang banyak digunakan warga Indonesia, di antaranya yaitu:
Waze
Layanan peta digital ini banyak digunakan oleh pengguna global. Aplikasi itu menggunakan data real time dari pengguna, lalu akan memberikan rute terbaik dengan mengukur seperti kecelakaan maupun macet.
Melansir dari CNBC Indonesia, perusahaan tersebut didirikan oleh Uri Levine, Ehud Shabtai dan Amir Shinar pada 2008. Sekitar 2013, perusahaan dibeli oleh Google dengan harga US$1,1 miliar.
Tailor Brands
Didirikan pada 2014, startup teknologi pemasaran itu memanfaatkan teknologi AI. Selain itu, Tailor Brands juga menyediakan logo dan web yang dipersonalisasi serta untuk membentuk LLC.
Perusahaan ini didirikan oleh Nadav Shatz, Tom Lahat, dan Yali Saar. Startup tersebut telah mengamankan pendanaan mencapai US$70,6 juta dari investor seperti GoDaddy dan Pitango VC.
Helios
Startup ini didirikan oleh Eli Cohen dan Ran Nozik. Mereka membuat perusahaan yang dapat memecahkan masalah, memahami dan menguji seluruh layanan serta aplikasi.
Helios telah meraih pendanaan sebesar US$5 juta. Beberapa investornya termasuk Entree Capital dan Amiti Ventures.
Firebolt
Startup ini berdiri pada 2019 dan didirikan oleh Ariel Yaroshevich, Eldad Farkash, dan Saar Bitner. Sejauh ini, Firebolt telah mendapatkan pendanaan US$26 juta dan Alkeon Capital jadi salah satu investornya.
Diketahui, Firebolt telah mengembangkan data cloud untuk pengguna dapat menyederhanakan akses pada wawasan serta kemampuan analisanya.
Selain itu, pengguna dapat menganalisa sub-second dan memanfaatkan teknologi komputasi serta penyimpanan yang dioptimalkan.
Jolt
Jolt berdiri pada tahun 2015 oleh Lior Frenkel, Nadav Leshem, Nitzan Cohen Arazi, dan Roei Deutsch. Pendanaan yang telah didapatkan US$23,3 juta, dari investor termasuk Balderton Capital, Octopus Ventures, UpWest, serta Hillsven Capital.
Beberapa lulusan program dari startup ed-tech ini bekerja di Uber, Netflix, Shopify, Facebook, dan Youtube.