Teras Merdeka — Kabupaten Temanggung terus menegaskan posisinya sebagai salah satu sentra kopi robusta dan arabika unggulan di Jawa Tengah dengan cita rasa khas yang semakin diminati pasar internasional. Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko, mendorong penguatan ekosistem kopi Temanggung agar lebih berorientasi ekspor dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Dengan luas perkebunan kopi mencapai ribuan hektare di lereng Gunung Sindoro dan Sumbing, Temanggung memiliki potensi besar yang didukung kondisi geografis ideal.
“Ekosistem kopi Temanggung sudah punya fondasi kuat, dari budidaya hingga pascapanen. Yang perlu dioptimalkan adalah integrasi hulu-hilir agar produk kita lebih kompetitif di pasar ekspor,” ujar Heri.
Ia menjelaskan, kopi Temanggung dikenal memiliki karakter rasa earthy, karamel, dan sentuhan tembakau yang khas, salah satunya dipengaruhi oleh sistem tumpang sari dengan tanaman lain. Keunikan ini menjadi nilai tambah yang jarang dimiliki daerah lain.
Sejumlah komunitas petani kopi Temanggung bahkan telah berhasil menembus pasar ekspor ke negara-negara seperti Belanda, Turki, China, dan Australia, meski sebagian besar masih melalui perantara.

Politisi Partai Gerindra ini menekankan pentingnya penguatan program rehabilitasi lahan, penyediaan benih unggul, serta penguatan koperasi petani untuk mendukung pemenuhan standar ekspor, termasuk sertifikasi organik dan fair trade.
“Dengan ekosistem yang optimal, petani bisa naik kelas, nilai tambah meningkat, dan kontribusi terhadap PDRB Jateng lebih signifikan,” tambahnya.
Selain itu, Heri Pudyatmoko mendorong peningkatan kapasitas pengolahan pascapanen, seperti full wash, natural, dan honey process, agar kopi Temanggung semakin variatif dan mampu mengikuti selera pasar global yang terus berkembang.
Heri Londo juga mengajak petani milenial untuk terlibat aktif dalam regenerasi sektor kopi, termasuk pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran serta tracing asal-usul produk.
“DPRD akan mengawal anggaran dan kebijakan agar optimalisasi ekosistem ini berjalan berkelanjutan, karena kopi Temanggung bukan hanya komoditas ekonomi, tetapi juga warisan daerah yang berpotensi menjadi andalan ekspor Jawa Tengah,” pungkasnya. [Adv]















