Teras Merdeka — Peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan stroke menjadi tantangan serius bagi kesehatan masyarakat Jawa Tengah. Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko, menegaskan bahwa kesehatan lingkungan memiliki peran krusial dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM.
Menurut Heri, pergeseran pola penyakit dari menular ke tidak menular harus direspons dengan pendekatan yang lebih komprehensif, tidak hanya melalui layanan kuratif, tetapi juga melalui perbaikan lingkungan hidup.
“Kesehatan lingkungan adalah fondasi utama untuk mengendalikan PTM, karena banyak kasus dipicu oleh paparan polutan, air tidak bersih, atau gaya hidup yang dipengaruhi kondisi sekitar,” ungkapnya.
Data kesehatan nasional menunjukkan bahwa PTM menyumbang sekitar 75 persen angka kematian di Indonesia, terutama akibat penyakit kardiovaskular dan diabetes.
Di Jawa Tengah sendiri, upaya pencegahan telah dilakukan melalui pengembangan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) yang kini berjumlah lebih dari 8.500 unit dan berfokus pada deteksi dini faktor risiko.
Heri menyoroti peran strategis Dinas Kesehatan sebagai OPD pelaksana utama urusan kesehatan wajib. Ia mendorong optimalisasi fungsi puskesmas, tidak hanya sebagai pusat pelayanan kesehatan, tetapi juga sebagai garda terdepan pemantauan kesehatan lingkungan.
“Pengendalian pencemaran udara dan air harus menjadi perhatian serius, karena berdampak langsung pada penyakit pernapasan kronis, hipertensi, hingga gangguan metabolik,” jelasnya.

Ia menegaskan, penanganan PTM tidak bisa dilepaskan dari indikator kesejahteraan masyarakat, termasuk kesehatan lansia yang kini menjadi salah satu fokus pembangunan daerah.
“Tanpa lingkungan yang sehat, upaya pengobatan PTM akan terus berulang. Pencegahan dari hulu jauh lebih efektif dan berkelanjutan,” tegas Heri.
Lebih lanjut, Heri mendorong koordinasi lintas OPD, khususnya dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk mengintegrasikan program kesehatan dengan pengelolaan sampah, pengendalian polusi, serta penghijauan kawasan permukiman dan perkotaan.
Ia juga menyoroti meningkatnya paparan polusi udara dan mikroplastik di wilayah urban Jawa Tengah yang berpotensi memperparah risiko PTM, sehingga diperlukan regulasi yang lebih tegas serta edukasi publik yang berkelanjutan.
“Pemberdayaan masyarakat melalui Posbindu harus terus diperkuat, agar warga mampu memantau kondisi kesehatannya secara mandiri, terutama di wilayah dengan risiko pencemaran tinggi,” pungkasnya. [Adv]















