Teras Merdeka – Melalui pidato pertamanya setelah dilantik menjadi Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemimpin politik harus berani melihat kenyataan kondisi negeri. Menurutnya, pemimpin tidak boleh bersenang diri hanya dengan melihat angka-angka statistik.
“Kita sebagai pemimpin politik jangan kita terlalu senang melihat angka-angkat statistik yang membuat kita terlalu cepat gembira, terlalu cepat puas, padahal kita belum melihat gambaran sepenuhnya,” kata Prabowo dalam pidatonya, menurut pantaun Teras Merdeka melalui live streaming Youtube Sekretarian Negara, Minggu (20/10/2024).
Di dalam pidatonya itu, Prabowo menyinggung terkait kemiskinan di Indonesia yang masih terlalu besar. Meskipun, Indonesia disebut-sebut sebagai ekonomi ke-16 terbesar di dunia.
“Kita merasa bangga bahwa kita diterima di kalangan G20, kita merasa bangga bahwa kita disebut ekonomi ke-16 terbesar di dunia, tapi apakah kita sungguh-sungguh paham dan melihat gambaran utuh dari keadaan kita?” ujarnya.
“Apakah kita sadar bahwa kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar, apakah kita sadar bahwa rakyat kita dan anak-anak kita banyak yang kurang gizi, banyak rakyat yang tidak dapat pekerjaan yang baik. Banyak sekolah-sekolah kita yang tidak terurus. Saudara-saudara, kita harus berani melihat ini semua dan kita harus berani menyelesaikan masalah ini semua,” paparnya.
Menurutnya, para pemimpin boleh bangga dengan prestasi yang didapatkan, akan tetapi tidak boleh terlalu cepat puas dan menutup mata dalam kegembiraan.
“Kita jangan tertegun dan gembira dengan menutup mata dan hati terhadap tantangan-tantangan dan penderitaan saudara-saudara kita. Kita tidak boleh memiliki sikap seperti Burung Unta, kalau melihat sesuatu yang tidak enak memasukkan kepalanya ke dalam tanah,” tegasnya.
“Mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani. Marilah kita berhimpun Bersatu untuk mencari solusi-solusi jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut,” imbuhnya.
Baca Juga: Pidato Pertama Prabowo: Indonesia Memilih Jalan Bebas Aktif Nonblok
Selain itu, Prabowo juga mencanangkan bahwa Indonesia harus berswasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Menurutnya, Indonesia tidak boleh bergantung dengan sumber makanan dari luar.
“Dalam krisis dalam keadaan genting tidak ada yang akan mengizinkan barang-barang mereka untuk kita beli, karena itu tidak ada jalan lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan,” ungkapnya.
Menurut Prabowo, Indonesia harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia, paling tidak dalam kurun waktu 4-5 tahun mendatang.
“Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya, saya yakin paling lambat 4-5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia,” terangnya dalam pidato tersebut.