Melansir dari Reuters (25/7/2024), Direktur Copernicus, Carlo Buontempo mengatakan meski rekor kemarin hanya sedikit lebih tinggi dari catatan tahun lalu.
“Yang luar biasa adalah perbedaan suhu dalam 13 bulan terakhir dibanding catatan sebelumnya,” ungkap dalam lansiran tersebut.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa tahun 2024 dapat melampaui tahun 2023 sebagai tahun terpanas sejak pencatatan dimulai. Mereka menilai hal ini imbas perubahan iklim dan fenomena cuaca alami El Nino telah mendorong suhu yang lebih tinggi tahun ini.
Kemampuan Adaptasi Manusia
Huber mengatakan, tubuh manusia bisa beradaptasi atau terbiasa dengan temperatur udara yang panas sampai batas tertentu. Namun, hal itu membutuhkan waktu, dan terkadang suhu yang panas itu terlalu ekstrem untuk dibawa beradaptasi.
Itulah yang kemudian menjadi perbincangan ketika konser Taylor Swift yang digelar outdoor di Brasil pada 27 Desember 2023 lalu berujung tragis karena ada penggemar yang tumbang dan tewas akibat gelombang panas.
Mengutip dari CNN Brasil, berdasarkan data forensik, Ana Clara Beneviddes Machado (23), meninggal karena kelelahan dan kepanasan saat ingin menonton konser Taylor Swift di kota Rio de Janeiro.
Laporan forensik menyatakan Machado tak mengonsumsi alkohol maupun narkoba, dan juga tak memiliki penyakit bawaan apapun.
Ia terpapar suhu tinggi yang ekstrem sehingga menyebabkan paparan panas menyebar, sebuah proses yang dapat memakan waktu delapan hingga 18 jam, menurut laporan tersebut. Akhirnya, dia meninggal karena serangan jantung dan pernafasan.