Teras Merdeka – Putra sulung Presiden RI pertama Ir. Soekarno sekaligus kakak dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Guntur Sukarno mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menempati kursi Ketua Umum PDIP usai jabatannya sebagai presiden RI berakhir.
Usulan tersebut dilayangkan lantaran Guntur menilai jika Jokowi perlu melanjutkan karir politiknya.
“Langkah Jokowi untuk menjadi Ketua Umum PDIP ini sangat dimungkinkan,” tulis Guntur.
Sementara dalam opininya, Guntur menyebut Jokowi sebagai anak ideologis Bung Karno. Dia terutama mencermati sejumlah kebijakan hilirisasi Jokowi dalam geopolitik global yang dinilai telah melaksanakan prinsip-prinsip Bung Karno.
Misalnya, kata Guntur, Jokowi berani untuk melakukan hilirisasi bijih nikel. Kebijakan itu menuai kecaman dari sejumlah negara, seperti Amerika, Kanada, hingga Korea Selatan.
Dengan usulan agar Jokowi menjadi Ketum, Guntur menilai Mega bisa menjadi Ketua Dewan Pembina.
“Dalam hal ini, jika nanti disetujui Megawati akan menjadi ketua dewan pembina, dapat saja kepada Megawati diberikan lagi hak prerogatif layaknya sebelumnya,” tulis Guntur.
Menanggapi usulan tersebut, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan partainya tetap menerima usulan Guntur sebagai sebuah masukan. Akan tetapi partainya saat ini masih fokus pada pemenangan Pemilu dan Pilpres 2024.
“Ya, sebagai gagasan, tentu saja kami menerima sebagai masukan,” ucapnya.
Hasto menjelaskan, proses pergantian atau suksesi kepemimpinan Ketua Umum PDIP baru akan dibahas setelah pemilu. Sementara forum pergantian ketua umum, akan dilakukan lewat Kongres keenam partai yang akan digelar pada 2025.
Dalam forum itu, kata Hasto, proses transisi pergantian ketua umum akan ditentukan oleh suara kader.
“Nah, di dalam kongres itu, kedaulatan berada di tangan anggota. Itu lembaga pengambil keputusan tertinggi, sehingga itulah yang nanti mekanisme yang berjalan di dalam partai,” terangnya.