Teras Merdeka – Platform kesehatan mental bernama Cerebral mengaku data penggunanya bocor. Diketahui, data tersebut tak sengaja diserahkan ke raksasa media sosial Facebook, Google, hingga Tiktok.
Data yang bocor ini mencapai lebih dari 3,1 juta pasien di Amerika Serikat (AS).
Sejak diluncurkan pada Oktober 2019, Cerebral menggunakan tool pelacakan bernama ‘pixels’ yang ditawarkan Meta, perusahaan induk Facebook.
Celebral baru mengetahui bahwa data penggunanya ternyata masuk ke sistem Meta. Data yang tersebar termasuk nama pasien, nomor telepon, tanggal lahir, dan informasi asuransi, dikutip dari Gizmochina.
Tak hanya itu, ada juga informasi yang dikumpulkan melalui penilaian kesehatan mental yang diisi pasien dalam rangka menjadwalkan pertemuan konseling.
Namun, hanya informasi itu saja yang disebutkan Celebral telah terungkap mengalami kebocoran. Data seperti nomor jaminan sosial, informasi bank, atau nomor kartu kredit tidak termasuk yang bocor.
Meskipun begitu, data kesehatan merupakan salah satu data pribadi yang sifatnya sensitif. Di mana seharusnya kerahasiaannya terjaga dengan baik.
Akibat peristiwa itu, Celebral mengaku langsung mematikan, melakukan konfigurasi ulang, serta menghapus pixels.
Perusahaan juga memperkuat praktik keamanan informasi dan prosedur pemeriksaan teknologi. Langkah tersebut dilakukan agar bisa mengecilkan risiko insiden yang sama terjadi lagi di masa depan.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS disebut tengah menyelidiki masalah tersebut.
Kasus serupa juga pernah terjadi pada beberapa platform. Misalnya BetterHelp, perusahaan konseling online yang telah mencapai kesepakatan penyelesaian US$7,8 juta untuk melarang membagikan informasi dengan tujuan penargetan iklan.