Teras Merdeka – Ilmuwan Islam bernama Mostafa Hassanalian berhasil mengembangkan drone yang terbuat dari burung mati. Drone tersebut diberi nama Ornithopters.
Tak hanya terbuat dari burung, Ornithopters juga dirancang untuk mengikuti pola terbang burung.
Mengutip pemberitaan New Scientist, dalam temuannya tersebut, Hassanalian dan rekan-rekannya menggabungkan taksidermi burung dengan mekanisme drone yang mengepak buatan. Sehingga terlihat dan bergerak hampir persis seperti burung.
“Alih-alih menggunakan bahan buatan manusia untuk membuat drone, kita dapat mendesain ulang burung mati menjadi drone,” ungkap Mostafa Hassanalian.
Diketahui, Mostafa Hassanalian merupakan seorang Asisten Profesor Teknik Mesin di Institut Pertambangan dan Teknologi New Mexico.
”Meskipun membuat drone mirip burung ini sulit, namun sangat praktis untuk tujuan penelitian dan dapat menjaga alam agar tidak terganggu,” kata Hassanalian.
Ia juga menerangkan, drone tersebut dapat membantu para peneliti satwa liar. Terutama bagaimana burung yang bermigrasi menghemat energi selama penerbangan panjang.
Burung-burung tersebut menghemat lebih dari 40 persen energinya, dengan terbang dalam formasi dan sering mengubah posisi. Hal itu membuatnya mampu terbang sejauh 2.000 kilometer dalam dua hari.
Hassanalian menambahkan, dengan menggunakan drone ini untuk mengamati burung yang bermigrasi, para peneliti juga berharap dapat memahami bagaimana metode alam dapat diterapkan pada pesawat terbang.
Selain itu, drone juga dapat digunakan untuk memantau penggundulan hutan dan perburuan di masa depan. Bahkan juga bisa untuk misi militer.
Namun, bukan tidak mungkin jika suatu saat bisa digunakan oleh militer untuk memata-matai orang tanpa terdeteksi.
Meski begitu, hingga saat ini, drone Dead Bird masih berupa prototipe.
“Perbaikan terakhir adalah menambahkan kaki, sehingga drone dapat bertengger dan memantau tanpa menggunakan banyak baterai,” jelas para ilmuwan dalam penelitian tersebut.