Teras Jateng – Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Bambang Kusriyanto mengajak masyarakat untuk memanfaatkan teknologi di era digital. Khususnya sebagai penunjang kegiatan produktif, serta mendorong peningkatan ekonomi keluarga.
“Pemerintah sudah sejak lama mendorong program digitalisasi desa untuk memberikan informasi secara luas dan meningkatkan pelayanan di desa kepada masyarakat,” ungkapnya, Senin (12/12/22).
Bambang juga mengatakan bahwa digitalisasi desa dapat diterapkan dalam mempromosikan potensi desa. Seperti UMKM dan desa wisata.
“Hampir seluruh desa di Kabupaten Semarang misalnya, sudah memiliki website desa. Isinya informasi tentang desa. Mulai dari nama perangkat desa hingga potensi desa. Namun belum banyak yang menerapkan secara optimal,” katanya.
Padahal, lanjut Bambang, digitalisasi dapat dimanfaatkan untuk melayani surat menyurat secara online. Termasuk pengurusan berbagai dokumen hingga mempromosikan berbagai produk UMKM.
“Dengan berpromosi melalui internet, produk-produk UMKM bisa dikenal hingga mancanegara. Jangkauannya pun lebih luas. Sudah banyak contohnya produk UMKM yang diminati hingga luar negeri, karena rajin berpromosi di media sosial,” ujar politisi yang akrab disapa Bambang Kribo ini.
Ia menambahkan, UMKM dapat menjadi prioritas digitalisasi desa, terutama karena dampaknya yang cukup berpengaruh terhadap perekonomian.
“Digitalisasi ini juga memungkinkan pelaku UMKM tak lagi bergantung tengkulak, dan mendekatkan pembeli dengan penjual,” tegasnya.
Meskipun begitu, Bambang juga menyadari jika dalam mendukung hal tersebut, tentu dibutuhkan anggaran yang cukup besar. Terutama apabila menggantungkan pada APBDesa tidak mencukupi.
Untuk itu, Ia mengajak kepala desa dan perangkat desa proaktif dalam menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Seperti perguruan tinggi, agar bisa memberikan pemahaman literasi digital bagi masyarakat.
Tak hanya itu, ia turut menyarankan, kerja sama juga dapat dilakukan dengan sejumlah perusahaan yang mengucurkan program corporate social responsibility (CSR).
“Pemerintah desa harus proaktif karena desa yang butuh. Perubahan pola pikir masyarakat tentang penerapan digitalisasi, pelan-pelan bisa diubah jika mereka sudah merasakan manfaatnya,” terangnya.
Bambang menuturkan, tantangan lain dari penerapan digitalisasi desa adalah akses internet yang belum merata, khususnya di daerah perbukitan dan pegunungan.
“Selain itu, digitalisasi desa kerap terkendala terbatasnya SDM (sumber daya manusia) yang paham tentang teknologi informasi. Tapi hal ini dapat diatasi jika pemerintah desa menggandeng karang taruna. Anak-anak muda ini biasanya kreatif dan memiliki akses serta keterampilan terhadap teknologi informasi,” pungkasnya.