Teras Merdeka – Penjualan non-fungible token (NFT) terus menurun sejak pertengahan tahun ini. Laporan dari firma pelacak blockchain DappRadar mengkonfirmasi data ini.
Reuters pada Senin (3/10) memberitakan bahwa DappRadar melaporkan penjualan NFT senilai 3,4 miliar dolar Amerika Serikat pada kuartal ketiga 2022.
Jumlah tersebut menurun sebanyak 8,4 miliar dolar AS dibandingkan kuartal kedua tahun ini.
Adapun jika dibandingkan dengan penjualan pada kuartal pertama 2022 yakni ketika puncak popularitas NFT, penjualan pada kuartal ketiga menurun hingga 12,5 miliar dolar.
NFT meledak pada tahun 2021. Ketika itu, spekulan kripto berlomba-lomba mencairkan aset mereka.
Selain itu, popularitas kripto juga menanjak akibat disokong oleh nilai tukar mata uang kripto yang sedang tinggi. Termasuk juga oleh keberanian para investor dalam mengambil risiko tinggi yang mungkin terjadi di tahun 2021.
Namun, kondisi berubah ketika memasuki tahun 2022. Para investor melepas aset berisiko akibat bank sentral menaikkan suku bunga.
Nilai tukar Bitcoin saat ini hanya sekitar 19.000 dolar AS. Menurun jauh jika dibandingkan pada November tahun 2021 yang nilainya mencapai 69.000 dolar.
Penjualan di lokapasar terbesar NFT, yakni OpenSea per September juga menurun selama lima bulan berturut-turut.
“Keunikan lingkungan ini iaah pertemuan antara penurunan ekonomi makro dan musim dingin kripto,” kata CEO OpenSea, Devin Finzer.
Pelacak pasar kripto NonFungible.com menemukan hal yang juga semakin dingin. Dimana jumlah pembeli mingguan NFT menurun lebih dari separuh, jika dibandingkan dengan masa jaya kripto bulan Januari.