Teras Merdeka – Kawasan hutan kini tidak lagi hanya menjadi wilayah konservasi, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai penopang ketahanan pangan nasional yang menjadi program prioritas Presiden RI, Prabowo Subianto.
Menyambut target Pemprov Jawa Tengah dalam mewujudkan swasembada pangan pada tahun 2026, Koperasi Produsen Maju Mulyo Bersama siap menjadi garda depan dalam memperkuat produksi jagung sebagai komoditas unggulan petani hutan.
Sebagai koperasi yang anggotanya mayoritas petani hutan, Koperasi Maju Mulyo Bersama melihat target tersebut bukan sekadar tujuan, tetapi sebagai instruksi dan tantangan nyata untuk bergerak bersama.
Komitmen ini ditegaskan dalam kegiatan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Produsen Maju Mulyo Bersama yang digelar di Rumah Makan Berkah, Desa Kedungtuban, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Rabu (13/8/2025).
Hadir dalam kegiatan ini Ketua Koperasi Produsen Maju Mulyo Bersama Indaryati, Komisaris PT. Jateng Agro Berdikari Sonakha Yuda, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora Lanova Candra Tirtaka, dan ratusan anggota koperasi dari Blora, Rembang, dan Kudus.
Dalam kegiatan itu, Ketua Koperasi Produsen Maju Mulyo Bersama Indaryati memaparkan, untuk musim tanam 2025/2026, pihaknya telah menetapkan dua wilayah sebagai pilot project program ketahanan pangan komoditas jagung di Jawa Tengah.
Yakni Kabupaten Blora dengan sekitar 5.760 hektar lahan garapan, dengan potensi panen jagung pipilan kering (KA 18 persen – 20 persen) mencapai sekitar 27.648 ton.
Sementara Kabupaten Rembang, sekitar 3.000 hektar lahan garapan, dengan potensi panen pipilan kering (KA 18 persen – 20 persen) mencapai 18.000 ton.
“Langkah ini merupakan bentuk nyata keberpihakan nyata pada ketahanan pangan nasional, dimulai dari desa, dari hutan, dan dari tangan para petani hutan yang selama ini konsisten menanam jagung,” kata Indaryati.
Keberhasilan program ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani hutan, tetapi juga memperkuat posisi kawasan hutan sebagai sumber pangan strategis di Jawa Tengah.
Dengan pengelolaan yang berkelanjutan dan terorganisir melalui kelembagaan koperasi, kawasan hutan bisa menjadi tulang punggung swasembada pangan nasional.
Adapun bentuk kegiatan koperasi mencakup beberapa hal. Yakni kesempatan berusaha bagi petani hutan dengan memberikan
akses permodalan yang terjangkau, akses pemasaran hasil panen jagung melalui skema kemitraan dan offtaker, dan ketersediaan pupuk bersubsidi secara mudah dan merata.
Kemudian peningkatan kapasitas dan pendampingan teknis, termasuk penyuluhan teknik budidaya dan pasca-panen, pemanfaatan teknologi seperti mesin pengering (dryer), dan pelatihan manajemen usaha tani.
Selain itu menjamin kepastian harga dan pasar, melalui intervensi pemerintah dalam penetapan HPP untuk jagung, keterlibatan offtaker dan pemanfaatan SRG, dan penetapan HET sebagai standar pembelian komoditas jagung dari petani.
“Kami juga meminta petani pada kawasan hutan, terutama yang becocok tanam untuk sektor pangan bisa masuk di E_RDKK pupuk tahun 2025/2026. Selain itu pembelian komoditas jagung dari petani juga akan disesuaikan dengan HET,” ungkap Indaryati.
Lebih lanjut, pihaknya mengajak seluruh stakeholder, baik dari pemerintah, BUMD, perbankan, dunia usaha, hingga masyarakat luas untuk bersama-sama mendukung gerakan ini demi kemandirian pangan yang berkelanjutan di Jawa Tengah.
Sementara itu, Komisaris PT Jateng Agro Berdikari (JTAB), Sonakha Yuda menyatakan, mendukung program ini karena sejalan dengan visi Presiden Prabowo yang memprioritaskan kemandirian pangan sebagai pilar utama pembangunan nasional.
Pihaknya juga mendorong upaya peningkatan produksi dan diversifikasi pangan. Sehingga dalam hal ini, petani kawasan hutan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mewujudkan swasembada pangan untuk komoditas jagung.
“Saat ini ada potensi sebanyak 15.013 hektar lahan jagung di kawasan hutan, yang digarap oleh 21.600 petani kawasan hutan. Ini merupakan potensi yang sangat luar biasa bagi Jawa Tengah, negara harus hadir bagi mereka,” kata Sonakha.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora Lanova Candra Tirtaka mengapresiasi komitmen Koperasi Maju Mulyo Bersama dan PT JTAB dalam mewujudkan ketahanan pangan di Jawa Tengah, khususnya di Blora dan sekitarnya.
Dia mengaku siap mendukung bentuk program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Termasuk membantu menjembatani komunikasi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Dia juga mendukung upaya pemberdayaan petani jagung di kawasan perhutanan sosial. Menurut Lanova, petani merupakan tulang punggung yang memiliki peran krusial dalam mewujudkan swasembada pangan.
“Petani adalah tulang punggung swasembada pangan, kalau kita ingin mencapai tujuan sebagaimana arahan Presiden Prabowo. Harapannya kita bisa mendapatkan hasil yang baik, dan mudah-mudahan setelah ini ada diskusi dan koordinasi leibih lanjut,” kata Lanova.