Teras Merdeka – Transformasi digital menjadi kekuatan tak terbantahkan untuk merevolusi sistem pendidikan. Terutama guna menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, membentuk ulang paradigma berpendidikan serta merevitalisasi sarana dan prasarana penunjang pembelajaran.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah (Jateng), Heri Pudyatmoko mengatakan, transformasi digital turut mendorong perubahan dalam pembentukan kebijakan baru, pengajaran dan pembelajaran yang lebih modern serta pendidikan yang berfokus pada sentrisitas peserta didik.
“Transformasi digital menuntut perubahan di ranah pendidikan untuk menempatkan pelajar sebagai pusat pembelajaran. Salah satunya dengan memberikan ruang yang lebih besar untuk para peserta didik dalam menumbuhkembangkan kemampuan dirinya,” kata Heri.
Menurutnya, perubahan medium pembelajaran juga mendorong perubahan kebijakan sehingga mampu selaras dan relevan dengan kondisi sekarang.
“Sejumlah kebijakan yang telah diterbitkan oleh pemerintah, seperti Kurikulum Merdeka atau Merdeka Belajar harus diimbangi dengan revitalisasi fasilitas di setiap satuan pendidikan di daerah,” terangnya.
Tak hanya itu, Heri juga memaparkan bahwa program pemerintah yang sudah dicanangkan bisa menjembatani perwujudan pendidikan yang lebih unggul. Namun, untuk bisa sampai ke sana, tentu perlu usaha dari banyak pihak sehingga dalam prosesnya bisa lebih optimal.
“Setiap elemen pemangku kebijakan dalam sistem pendidikan berperan aktif dalam memberikan pengaruh dan dukungan sepenuhnya untuk pendidikan berkualitas. Khususnya dalam mencakup partisipasi di seluruh jenjang pendidikan. Sehingga mampu menghasilkan pembelajaran berkualitas dan distribusi pendidikan yang merata,” jelasnya.
Tujuan tersebut, kata Heri, dapat dicapai melalui platform pendidikan berbasis teknologi. Baik terkait kebiajakan, prosedur, maupun pendanaan yang efektif serta akuntabel.
“Sinergi untuk sampai ke pendidikan unggul sangat diperlukan. Anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk sistem pendidikan harus benar-benar diserap sesuai dengan kebutuhan saat ini. Jangan sampai kebutuhan anggaran hanya mengulang catatan-catatan yang lalu tanpa memperhatikan kemajuan dan inovasi yang diperlukan,” jelasnya.
4 Komponen
Tak hanya itu, Heri menuturkan bahwa ada empat komponen yang bisa digunakan dalam aktualisasi kebijakan. Di antaranya yaitu komunikasi, budaya, proses, dan dukungan.
Dalam hal ini, Heri menuturkan bahwa lembaga legislasi serta lembaga-lembaga pendidikan terkait dibutuhkan perannya untuk mewujudkan transformasi tersebut. Seperti menyediakan sarana dan prasana serta pelayanan pendidikan yang mumpuni.
“Tercapainya transformasi itu juga berjalan dengan perubahan dan pemberian aset yang mendukung. Ketika aset yang diberikan seperti keterjangkauan internet, ruang kelas yang mendukung, serta akses sekolah yang mudah, maka SDM-nya juga lebih mudah untuk dipersiapkan,” ungkapnya.
“Sehingga penting untuk mengkomunikasikan dan mengakomodasi kebutuhan di lapangan dengan lembaga di atasnya dan membentuk tatanan pendidikan yang efektif,” lanjutnya.
Tantangan: Pemenuhan Fasilitas
Di Jateng sendiri, Heri mengakui bahwa pemenuhan fasilitas pendidikan memiliki tantangan yang tidak mudah. Salah satunya terkait akses daerah serta SDM yang tersedia.
“Jateng ini memiliki wilayah yang kompleks. Mulai dari pegunungan hingga pesisir, semua ada. Untuk bisa mengakses pemerataan pendidikan terlebih transformasi digitalnya, pemerintah dan lembaga yang bertugas harus benar-benar jeli. Jika tidak, transformasi yang sudah digemborkan tidak sesuai karena masih ada daerah yang tertinggal pendidikannya,” katanya.
Pimpinan Jateng dari Fraksi Partai Gerindra itu juga menegaskan bahwa penting untuk dilakukan adanya pendataan ulang terkait kebutuhan pendidikan di Jateng.
“Harus didata ulang. Karena memang perubahan itu semakin nyata. Kalau tidak segera dilakukan pembaharuan terkait pendataan dan penataan, pendidikan unggul yang dicanangkan justru akan tumpul,” tegasnya.
Oleh karenanya, ia turut mendorong setiap lembaga yang terkait untuk berbenah dan bersama-sama melakukan proses menuju sistem yang lebih baik lagi.
“Harus dimulai dari sekarang. Sedikit demi sedikit, tapi kalau semuanya bergerak, hasilnya juga pasti patut ditegakkan. Kesadaran untuk melakukan perubahan harus kita miliki bersama,” pungkasnya. [Adv-Teras Merdeka]