Teras Merdeka – Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jepara, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengungkapkan kasus penembakan terhadap guru madrasah di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, hingga kini masih dalam proses penyelesaian.
“Hasil pengecekan di Reskrim kasus pidananya memang masih diproses. Kalaupun ada upaya-upaya mediasi tentunya di luar proses penyidikan. Bila pihak keluarga pelaku dan korban menjalin komunikasi, silakan saja,” ungkapnya pada Jumat (6/12/2024), dikutip dari Antara.news.
Ia mengatakan, saat ini, kasus pidananya memang masih jalan, tetapi juga terbuka peluang antara keluarga korban dengan pelaku berdamai, melalui mediasi jalur keadilan restoratif (Restorative Justice).
Kalaupun memang ada upaya, lanjutnya, tentu dikembalikan kepada keluarga atau kuasa hukum yang bersangkutan.
Tersangka penembakan MMR, warga Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara, hingga kini juga masih ditahan Polres Jepara.
Sementara itu, korban penembakan, Eko Hadi Susanto (43) warga Desa Buaran, Kecamatan Mayong, Jepara mengakui dirinya memang sudah memaafkan pelaku MMR.
“Sebagai santri Mbah Mun Balekambang, tentunya saya sudah memaafkan pelaku namun proses hukum harus ditegakkan seadil-adilnya agar memberikan efek jera bagi yang bersangkutan,” ujarnya.
Ia mengatakan orang tua pelaku juga datang ke kediamannya untuk menyampaikan penyesalannya atas kejadian itu, serta memintakan maaf untuk anaknya MMR dan berjanji mengganti sepeda motor yang dibakar.
“Saat itu saya sudah sampaikan bahwa saya sudah memaafkan, tetapi proses hukum biar tetap berjalan agar memberikan efek jera,” ujarnya.
Sementara itu, korban juga dikunjungi pengasuh Majelis Ngopi An Nahdloh Dr. KH. Nasrullah Affandi yang juga ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Selain itu, Wakil Rois Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jepara KH. M. Amirul Wildan Fadhil juga datang ke kediaman Eko bersama kakak kandung pelaku, Gus Muhammad Syaifur Rijal.
“Kedatangannya untuk menyampaikan permohonan maaf dan mengajukan perdamaian,” ujarnya.
Baca Juga: Bentuk Lingkungan yang Setara, Pemkab Jepara Kembangkan Pendidikan Anak Difabel
Eko menjelaskan tidak mempunyai dendam kepada siapapun. Namun, peristiwa tersebut perlu menjadi pelajaran semua pihak.
“Seharusnya para ulama, kiai, gus dan ustadz menjadi teladan bagi masyarakat. Semestinya mereka menjadi pelindung dan pengayom ummat. Melayani ummat dengan kasih sayang,” ujar Eko.
Sebelumnya diberitakan, kasus penembakan dan pembakaran sepeda motor milik guru Madrasah di Dukuh Kepel, Desa Buaran terjadi pada Senin (25/11/2025) pukul 10.30 WIB. Ketika Eko hendak menjemput anaknya di sekolah.