• Beranda
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
Tech News, Magazine & Review WordPress Theme 2017
  • Berita
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Jawa Tengah
      • Semarang
      • Jepara
      • Solo Raya
      • Kedu
      • Pantura
  • Pendidikan
  • Politik
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Teknologi
  • Ensiklopedia
    • Opini
    • Kolom
    • Analisa
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
  • Berita
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Jawa Tengah
      • Semarang
      • Jepara
      • Solo Raya
      • Kedu
      • Pantura
  • Pendidikan
  • Politik
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Teknologi
  • Ensiklopedia
    • Opini
    • Kolom
    • Analisa
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Teras Merdeka
No Result
View All Result

Kenapa Hari Kesaksian Pancasila 1 Oktober Dikaitkan dengan Peristiwa G30S PKI?

Latar belakang Hari Kesaktian Pancasila

Teras Merdeka by Teras Merdeka
30/09/2024
Kenapa Hari Kesaksian Pancasila 1 Oktober Dikaitkan dengan Peristiwa G30S PKI?

Ilustrasi: Monumen Pancasila Sakti/Istimewa

Share on FacebookShare on Twitter
Post Views: 147

Teras Merdeka – Hari Kesaksian Pancasila mulai diperingati sejak kepemerintahan Presiden Soeharto di masa Orde Baru. Hingga kini, setiap 1 Oktober Indonesia masih memperingatinya sebagai hari besar nasional.

Mengutip dari Tirto.id, peringatan Hari Kesaksian Pancasila ini tidak terlepas dari peristiwa Gerakan 30 September (G30S) PKI. Kita mengenal peristiwa itu sebagai peristiwa penghilangan sejumlah perwira militer Angkatan Darat (AD).

Pada masa Orde Baru, Soeharto mewajibkan agenda seremoni pengibaran bendera untuk peristiwa G30S dan Hari Kesaktian Pancasila.

Pada 30 September, bendera yang dikibarkan hanya setengah tiang. Kemudian, pada 1 Oktober, petugas upacara akan mengerek bendera secara penuh.

Namun, penetapan Hari Kesaktian Pancasila beriringan dengan upaya menghilangkan pengaruh Sukarno atau desukarnoisasi. Hal ini bisa dilihat dari kebijakan Orde Baru yang melarang peringatan Hari Lahir Pancasila sejak 1 Juni 1970.

Latar belakang Hari Kesaktian Pancasila

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila tidak lepas dari peristiwa G30S yang membuat sejumlah perwira militer AD tewas. Beberapa prajurit TNI itu tewas pada malam nahas 30 September 1965 hingga dini hari tanggal 1 Oktober.

Berbekal keyakinan itu pula, pada 29 September 1966, Soeharto mengeluarkan surat keputusan dengan nomor surat Kep/B/134/1966, yang menetapkan adanya Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober.

Peringatan tersebut diwajibkan kepada seluruh angkatan bersenjata dengan melibatkan masyarakat. Regulasi terkait 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila yang dikeluarkan oleh Soeharto bertahan hingga reformasi.

Namun, sejak Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai presiden menggantikan Gus Dur, peringatan tersebut sedikit menjadi perdebatan. Selama duduk di kursi presiden, Megawati tak pernah hadir dalam acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Klaim Orde Baru bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila merupakan wujud penghormatan terhadap peristiwa G30S dipertahankan selama berpuluh-puluh tahun selama Soeharto menjabat.

Hari Kesaktian Pancasila Masa Orba

Menurut klaim Orde Baru, Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober merupakan upaya untuk mengingatkan masyarakat bahwa ideologi Pancasila yang tak bisa digantikan oleh paham apa pun.

Bendera setengah tiang yang dikibarkan pada 30 September dimaksudkan sebagai tanda duka karena peristiwa yang menewaskan beberapa perwira militer AD, di antaranya yaitu:

Letjen Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)

Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)

Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)

Brigjen Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)

Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)

Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)

Pierre Tendean yang merupakan ajudan Jenderal A.H. Nasution

Keesokan harinya, pada 1 Oktober, bendera dinaikkan secara penuh. Hal itu diklaim oleh Orde Baru sebagai simbol kemenangan berkat “kesaktian Pancasila” yang mampu menangkal ancaman ideologi komunis melalui PKI.

Ritual semacam ini diwajibkan kepada seluruh elemen masyarakat setiap 30 September dan 1 Oktober.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Era Reformasi

Semasa Orde Baru, semua lapisan masyarakat diwajibkan pada 1 Oktober memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Namun, setelah Soeharto lengser dan Orde Baru runtuh saat Reformasi 1998, prosesi ini jarang diterapkan lagi, meski tidak hilang sama sekali.

Ketika Megawati menduduki kursi kekuasaan, ia tidak pernah hadir dalam acara peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Terlebih, seiring dengan penetapan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila, Soeharto melarang peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni, yang notabene ditetapkan oleh Sukarno, bapak biologis Megawati.

Baca Juga: Mengenal Rayuan Musik Si Peniup Seruling dari Hamelin

Namun demikian, di era Susilo Bambang Yudhoyono, peringatan Hari Kesaktian Pancasila kembali “hidup”. Ia beberapa kali memimpin upacara Hari Kesaktian Pancasila di monumen Pancasila. Salah satunya di acara peringatan tahun 2014.

Tak lama kemudian, Pilpres 2014 menenangkan Joko Widodo sebagai presiden. Dua tahun setelahnya, didasarkan pada usulan Megawati, Jokowi mengembalikan peringatan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 tahun 2016.

Meski demikian, peringatan Hari Kesaktian Pancasila tidak hilang pada masa Jokowi. Ia pun masih ikut upacara pengibaran bendera setengah tiang setiap 1 Oktober.

Tags: 1 OktoberHari Kesaksian PancasilaPeristiwa G30S PKISejarah dan Latar Belakang
Teras Merdeka

Teras Merdeka

Related Posts

Tim Siraju Razia Balap Liar di Tahunan, Delapan Motor Disita
Berita

Tim Siraju Razia Balap Liar di Tahunan, Delapan Motor Disita

08/06/2025
Agar HP Aman dan Rekening Selamat, Ini 20 Tips dari NSA dan OJK
Arsip

Agar HP Aman dan Rekening Selamat, Ini 20 Tips dari NSA dan OJK

08/06/2025
HLUN 2025: Lansia Bukan Beban, Tapi Aset Berharga Bangsa
Berita

HLUN 2025: Lansia Bukan Beban, Tapi Aset Berharga Bangsa

07/06/2025
Warga Borobudur Terima Sapi Kurban dari Presiden, Wabup Magelang Serahkan Langsung
Berita

Warga Borobudur Terima Sapi Kurban dari Presiden, Wabup Magelang Serahkan Langsung

06/06/2025
Next Post
[Resensi] Film Subservience: Ambiguitas Emosi, Nalar dan Etika Robot Humanoid

[Resensi] Film Subservience: Ambiguitas Emosi, Nalar dan Etika Robot Humanoid

TERBARU.

Heri Pudyatmoko: Target Digitalisasi UMKM Harus Diimbangi Literasi Keuangan

Heri Pudyatmoko Minta Potensi Wisata Ramah Muslim Dioptimalkan untuk Dongkrak Ekonomi Daerah

17/06/2025
Wujudkan Kesetaraan Gender, Waka DPRD Jateng Dukung Pemberdayaan Perempuan Desa

Wujudkan Kesetaraan Gender, Waka DPRD Jateng Dukung Pemberdayaan Perempuan Desa

17/06/2025
Waka DPRD Jateng: Keuangan Daerah Harus Jadi Alat Pemerataan Kesejahteraan Rakyat

Waka DPRD Jateng: Keuangan Daerah Harus Jadi Alat Pemerataan Kesejahteraan Rakyat

17/06/2025
Tumbuhkan Ekonomi Kawasan Pesisir, Wakil Ketua DPRD Jateng Dorong Pengembangan Wisata Bahari

Tumbuhkan Ekonomi Kawasan Pesisir, Wakil Ketua DPRD Jateng Dorong Pengembangan Wisata Bahari

17/06/2025
Heri Pudyatmoko: Digitalisasi Dorong Revolusi Pendidikan Berkualitas di Jawa Tengah

Heri Pudyatmoko: Digitalisasi Dorong Revolusi Pendidikan Berkualitas di Jawa Tengah

16/06/2025

TERPOPULER.

Pembongkaran Pendopo Kepatihan Mangkunegaran Solo Dilakukan Asal-asalan, Ada Potensi Pidana 15 Tahun

Pembongkaran Pendopo Kepatihan Mangkunegaran Solo Dilakukan Asal-asalan, Ada Potensi Pidana 15 Tahun

12/06/2025
Aksi Nyata! Pengusaha Tanaman Hias Ini Bagikan Ratusan Sembako untuk Janda dan Lansia Tembalang Semarang

Aksi Nyata! Pengusaha Tanaman Hias Ini Bagikan Ratusan Sembako untuk Janda dan Lansia Tembalang Semarang

25/05/2025
[Artikel] Industri Nikel Indonesia: Antara Kebanggaan dan Luka Lingkungan

[Artikel] Industri Nikel Indonesia: Antara Kebanggaan dan Luka Lingkungan

09/06/2025
Kemenag Jepara Kini Hadir di Mal Pelayanan Publik, Beri Kemudahan dan Kecepatan Akses untuk Masyarakat

Kemenag Jepara Kini Hadir di Mal Pelayanan Publik, Beri Kemudahan dan Kecepatan Akses untuk Masyarakat

13/03/2023
Kasus Percaloan Calon Bintara Polda Jateng; Pelaku Hanya Dimutasi, Sejumlah Lembaga Ramai Beri Kritik

Kasus Percaloan Calon Bintara Polda Jateng; Pelaku Hanya Dimutasi, Sejumlah Lembaga Ramai Beri Kritik

14/03/2023
Teras Merdeka

Terasmerdeka.com adalah sebuah media online yang bertekad untuk hadir menyajikan konten media yang berkualitas dan transformatif serta memberikan pencerahan kepada pembaca dengan sajian analisa faktual, aktual, dan kritis.

Follow Us

  • Beranda
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami

© 2023 Teras Merdeka All right reserved

No Result
View All Result
  • Berita
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Jawa Tengah
      • Semarang
      • Jepara
      • Pantura
      • Solo Raya
      • Kedu
  • Pendidikan
  • Politik
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Teknologi
  • Ensiklopedia
    • Analisa
    • Kolom
    • Opini
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

© 2023 Teras Merdeka All right reserved