Teras Merdeka – Darah tinggi atau hipertensi menjadi penyakit yang banyak melanda masyarakat Indonesia. Jika diabaikan, hipertensi dapat memicu aterosklerosis (penumpukan lemak di dinding arteri) yang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti serangan jantung stroke, dan penyakit ginjal.
Ada beragam faktor risiko dan penyebab darah tinggi, mulai dari pola makan tidak sehat, faktor keturunan, hingga penyakit tertentu. Penyakit ini dapat diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah setiap tahun oleh semua orang dewasa.
Selain dengan mengonsumsi obat, beberapa cara lain juga bisa dilakukan untuk mengatasi tekanan darah tinggi. Di antaranya yakni sebagai berikut dikutip dari CNBC Indonesia (24/9/2024):
Tidur Lebih Awal
Pelatih kebugaran dan kesehatan, Walter Gjergja mengatakan bahwa kebiasaan begadang atau tidur larut malam menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko peningkatan tekanan darah.
Selama beristirahat, tekanan darah akan berangsur-angsur turun dan kembali normal. Usahakan setidaknya mendapatkan tidur berkualitas selama 7 jam setiap malam.
Baca Juga: Makan Korban, Pemerintah Korsel Usut Kasus Radiasi Chip Samsung
“Tidurlah lebih awal dan luangkan waktu untuk bersantai, gunakan teknik pengurangan stres seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk membantu Anda tertidur,” ujar Walter dikutip dari Mirror, Senin (23/9/2024).
Ia menambahkan, masyarakat sebaiknya juga berhenti mengonsumsi alkohol dan merokok. Kebiasaan ini juga dapat menjadi faktor risiko tekanan darah meningkat.
Perbanyak Makan Sayuran dan Biji-bijian
Pola makan yang berfokus pada sayur, biji-bijian, buah, protein rendah lemak, serta rendah garam menjadi faktor penting untuk membantu penurunan tekanan darah.
Makanan tinggi garam menjadi salah satu penyumbang utama masalah tekanan darah tinggi. Dianjurkan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 2.300 miligram natrium setiap hari dan mengganti camilan asin dengan makanan seperti pisang, bayam, ubi, dan alpukat.
Baca Juga: 5 Jenis Buah yang Ampuh Turunkan Kolestrol Usai Konsumsi Daging
“Nutrisi jelas berkorelasi dengan berat badan dan kelebihan berat badan sangat terkait dengan tingginya insiden masalah tekanan darah. Oleh karena itu dalam jangka panjang, usahakan untuk mengadopsi rencana nutrisi yang akan menjaga berat badan pada kisaran sehat,” katanya.
Prioritaskan Kebahagiaan
Walter menuturkan, kebahagiaan berperan penting pada kesehatan. Ini membantu meningkatkan kesehatan kardiovaskular dengan menurunkan stres, meningkatkan aliran darah, hingga merelaksasi pembuluh darah.
Oleh karena itu, Walter mengimbau masyarakat untuk tidak lupa bahagia serta menghabiskan waktu bersama orang tercinta dan tertawa.
Baca Juga: Mengenal Silent Walking, Tren Kesehatan di Kalangan Gen Z
“Sedikit humor, baik dengan sosialisasi, acara komedi, juga dapat meningkatkan suasana hati Anda. Ini menempatkan Anda dalam kerangka berpikir positif untuk berolahraga,” ujar Walter.
“Hewan peliharaan memiliki efek yang sama. Mereka membuat kita tenang, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan emosional kita, yang mengarah pada pembacaan tekanan darah yang lebih rendah. Mereka juga dapat membuat Anda bangun dan keluar rumah,” sambungnya.
Banyak Bergerak
Walter juga mengatakan bahwa menjaga tubuh tetap bergerak merupakan salah satu ‘obat’ terbaik untuk mencegah berbagai penyakit. Ia merekomendasikan setidaknya 150 menit berolahraga sedang atau 75 menit olahraga intens per minggu.
Baca Juga: Pencegahan dan Penyembuhan Penderita Alzheimer dan Demensia dari Rumah
“Mulailah dengan olahraga low impact seperti berjalan, mendaki, berenang, dan bersepeda untuk mengurangi tekanan darah dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular tanpa membebani sendi,” ungkapnya.
Berolahraga di luar ruangan juga dapat memberikan manfaat tambahan yang berkaitan dengan sinar matahari, udara segar, dan berhubungan dengan alam.