Teras Merdeka – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa kemarau kering bekepanjangan di RI akan berakhir pada bulan ini.
Hal tersebut terungkap dari siaran pers oleh BMKG berjudul “Kabar Gembira! Kemarau Kering Diprediksi Berakhir di Akhir Oktober Ini”, Rabu (4/10/2023).
Sebelumnya, BMKG memprediksi kedatangan musim hujan di Indonesia secara bertahap. Kebanyakan wilayah Indonesia akan mengalaminya pada bulan November.
Adapun cakupannya meliputi sekitar 255 zona musim (ZOM) atau 36,5 persen. Di antaranya yaitu wilayah Sumatera Selatan, Lampung, sebagian besar Banten, Jakarta, Jawa Barat, sebagian besar Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, da Bali.
Lalu, sebagian kecil NTB, sebagian kecil NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian besar Sulawesi Selatan, Maluku Utara bagian utara, dan Papua Selatan bagian selatan.
Sementara itu, puncak musim hujannya diprediksi akan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2024.
BMKG juga menyebut bahwa awal musim hujan itu tidak terjadi secara serempak.
Hal tersebut terjadi akibat tingginya keragaman iklim di Indonesia. Hal ini juga terkait dengan fenomena iklim ‘pengering’ curah hujan, El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD).
“Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September, namun tadi kami juga menganalisis dari data satelit yang terkini, terlihat Oktober ini nampaknya intensitas El Nino belum turun,” menurut keterangan Kepala BMKG, Dwikorta Karnawati dalam siaran pers pada Selasa (3/10/2023).
“Fenomena El Nino ini diprediksi masih akan terus bertahan hingga tahun depan,” imbuhnya.
Menurut update data terakhir, El Nino sudah masuk level moderat (Southern Oscillation Index -13.6, Indeks NINO 3.4 +1.37), dan IOD Positif (Dipole Mode Index +1.49).
Dwikorita mengatakan, level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada Februari-Maret 2024.
Awal musim hujan sendiri, lanjutnya, berkaitan erat dengan peralihan angin Monsun Australia menjadi Monsun Asia.
Saat ini, Dwikorita menerangkan bahwa Monsun Asia sudah mulai memasuki wilayah Indonesia sehingga diprediksi bulan November akan mulai turun hujan.
“Artinya pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap,” paparnya.
“Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November,” jelasnya.
Meskipun begitu, Dwikorita mewanti-wanti masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Terutama karena lantaran kemarau kering masih belum berakhir.
“Masyarakat dimohon selama bulan Oktober ini kondisinya masih kering, maka tidak dibakar pun bisa terbakar. Jadi jangan mencoba-coba untuk dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mengakibatkan nyala api karena pemadamannya akan sulit untuk dilakukan,” tegasnya.