Teras Jepara – Kota jepara, Jawa Tengah sudah terkenal sebagai Kota Ukir sejak dahulu. Potensi ini yang terus dikembangkan oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) untuk menjadikan Jepara sebagai kota yang maju dengan budaya yang dimiliki.
“Kalau kita melihat sejarah, sejak zaman dulu, sejak masanya Ratu Kalinyamat, ukir itu sudah ada. Kemudian di zaman R.A. Kartini, mulai dikembangkan ornamen ukir,” jelas Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta dalam sebuah wawancara, belum lama ini.
“Ini memberi amanah untuk kita semua, anak asli Jepara untuk mempertahankan dan memajukan ukiran,” lanjutnya.
Edy mengatakan, salah satu terobosan yang menjadi titik pembangkitan serta semangat pengembangan Kota Ukir ialah melalui ajang pameran Jepara International Furniture Buyer Week (JIFBW) yang dilaksanakan pada tanggal 5 – 19 Maret 2023 kemarin.
“Kemarin sekitar dua ribu orang yang menjadi followers di web pameran kita, dan ada banyak dari mereka yang sudah melakukan kontak dengan para pengusaha kita,” paparnya.
Menurutnya, upaya yang sudah dirintis oleh para pelaku usaha furniture itu bisa dikembangkan dan menjadi investasi yang mumpuni.
“InshaAllah melalui pameran ini, kita harapkan nilai investasi di sektor pengolahan kayu bisa terus meningkat. Semoga tahun depan dan tahun-tahun setelahnya bisa terus terlaksana dan mewujudkan Jepara sebagai Kota Ukir yang sesungguhnya,” jelas Edy.
Bukan tanpa alasan, ia melanjutkan, Jepara menjadi point of centre dari ukir, karena memang layak. Terlebih dengan nilai aset ukiran yang khas dari Jepara.
“Kita mempertahankan ukir-ukiran Jepara. Ukir-ukiran jepara tidak ada duanya, nomor satu di dunia. Ini yang perlu kita jaga dan menjadi tantangan untuk kita semua,” ujarnya.
“Meskipun ada banyak industri masuk ke Jepara, saya rasa itu tidak mengubah nilai dari ukir. Karena itu bentuk seni yang tidak bisa digantikan oleh mesin, kita harus jaga dan kembangkan di situ,” tegasnya.
Sebagai infiormasi, Edy juga menyebutkan bahwa berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modan dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jepara, sudah ada US$ 1,5 juta khusus kayu saja yang disumbangkan untuk negara.
“Sumbernya ada banyak. Ada dari Amerika, Australia, Inida, komplit pokoknya,” pungkasnya. [ADV-TM]