Teras Merdeka – Makanan instan menjadi pilihan bagi banyak orang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, makanan instan juga dianggap tidak sehat karena rendah nutrisi.
Pakar Nutrisi dari Universitas Indonesia, Widya Fadila, M.KM memberikan tips untuk memilih makanan instan yang aman dikonsumsi.
“Saat berpuasa kadang di jalan atau saat sahur kita butuh cepat dan praktis. Namun ada sejumlah hal yang perlu kita perhatikan saat membeli produk instan,” ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (30/3/2023).
Saat bulan Ramadhan, terkadang menuntut umat Islam untuk menyiapkan makanan yang cepat dan praktis. Terlebih di waktu sahur. Hal ini membuat makanan instan menjadi pilihan yang membantu.
Bahkan, masyarakat Indonesia juga berburu sejumlah makan instan sebagai stok di rumah menjelang bulan suci. Namun bila tidak berhati-hati dalam pemilihan produk, dapat berdampak pada kesehatan.
Hal yang sering luput dari perhatian banyak orang ialah pemeriksaan tanggal kadaluarsa atau expiry date.
“Terkadang ini hal utama yang sering dilupakan. Ketika sampai rumah baru menyadari. Makanan yang sudah kadaluarsa tentu tidak baik karena kandungan gizi atau kimianya sudah berubah dan mengandung bakteri,” terangnya.
Selain tanggal kadaluarsa, Widya menyebut label izin edar juga perlu diperhatikan.
Menurutnya, memilih produk berlabel BPOM dapat menjamin keamanan kesehatan karena telah memenuhi standar yang ditentukan.
Sementara iru, produk yang juga perlu dihindari yaitu kemasan kaleng yang penyok dan berkarat maupun kemasan plastik atau alumunium foil yang telah kempes.
Kemasan plastik dan kaleng yang telah rusak, Widya mengatakan, menandakan bahwa sudah ada udara dan bakteri yang masuk ke dalam produk sehingga terkontaminasi.
“Pada kemasan plastik atau alumunium foil biasanya dia menggelembung karena diisi dengan nitrogen, ini fungsinya untuk menjaga udara dari luar untuk masuk, kalau sudah kempes berarti sudah ada udara dan bakteri yang masuk,” ungkapnya.
Produk kemasan, terlebih yang mengandung protein dan gula, ia melanjutkan, sangat rentan terkontaminasi bila kemasan telah rusak.
Hal terakhir yang perlu dilakukan adalah dengan lebih bijak dalam memeriksa komposisi dan nutrisi yang terkandung dalam produk. Widya menganjurkan untuk menghindari produk mengandung perisa.
“Saya selalu tekankan hindari produk mengandung tambahan perisa makanan. Bukan tidak boleh, namun bila dikonsumsi secara sering dan berlebihan tentu tidak baik bagi kesehatan,” jelasnya.