Teras Soloraya – Mandor proyek pembangunan Masjid Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah yang diduga masih menunggak hutang hingga ratusan juta di warung makan ramai menjadi pemberitaan. Mandor tersebut menunggak uang makan selama dua tahun, selama pengerjaan rumah ibadah.
Hal itu membuat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka membuka suara. Ia mengaku geram, lantaran menurutnya, mandor tersebut sudah mendapatkan uang makan dari PT Waskita Karya Tbk selaku pengembang.
Gibran pun mengancam akan mendatangi mandor tersebut apabila utang ratusan juta rupiah itu tak segera dilunasi pada pekan ini.
“Segera minggu ini lah ya. Mesakke (kasihan) duit segitu. Tak parani wonge (saya datangi orangnya), wis ada (sudah ada) contact person-nya, Waskita sudah bantu ini,” ungkap Gibran
Gibran menyebutkan, kasus ini harus segera diselesaikan. Lantaran korban pemilik warung juga merupakan warga asli Kelurahan Gilingan.
Ia tak membayangkan bagaimana operasional warung dapat berjalan normal usai dihutangi oleh para mandor tersebut.
“Mesake diutangi semono ya (kasihan diutangi segitu). Warung di-boni Rp1 juta wis ambruk (warung diutangi Rp1 juta saja bisa tutup), ini Rp 100 juta,” ujar Gibran.
Sebelumnya, seorang pedagang warung bernama Dian mengaku ada tiga mandor proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, yang masih memiliki hutang di warung makannya. Hutang mandor proyek itu mencapai seratusan juta rupiah.
“Ya perjanjian di awal-awal dua minggu sekali pasti terbayarkan,” kata Dian kepada wartawan di Solo, Jumat (17/3/2023) sebagaimana dilansir dari Detik.com.
Dian menyebutkan, tiga mandor tersebut berinisial N, G, dan G. Menurutnya, N dan G dari Demak, sedangkan G yang satunya dari Purwodadi. Urusan hutang piutang itu terhitung dimulai sejak pembangunan masjid mulai 2021 lalu.
“Yang N utangnya sekitar Rp 65 juta, G sekitar Rp 55 juta, dan G satunya Rp 35 juta-an,” jelasnya.