Teras Merdeka – Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fetomaternal, Dr. Med. dr. Damar Prasmusinto, SpOG(K) dari RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengatakan, ibu hamil boleh ikut berpuasa di Bulan Ramadhan. Dengan syarat, asupan nutrisi dan kalori harian tetap terjaga dan terpenuhi dengan baik.
“Boleh saja ibu hamil berpuasa. Cuma ibu hamil kan dapat titipan untuk merawat si bayi selama 9 bulan di kandungannya. Jadi ibu jangan sampai mengurangi asupannya ke bayi,” ungkap Damar melalui diskusi daring.
Secara sederhana, Damar menjelaskan, ibu dapat tetap memenuhi kalori dengan makan satu porsi makan siang ketika sahur. Kemudian satu porsi makan malam saat berbuka puasa, dan satu porsi sarapan sebagai camilan usai salat tarawih.
“Sebenarnya ini sama juga seperti saat tidak puasa. Kita makan pagi, siang, malam, lalu tidur delapan jam. Selama delapan jam ini kan kita puasa juga. Cuma sekarang dibalik aja waktunya,” jelasnya.
Ia menyebutkan, jika ibu mengurangi asupan kalori saat puasa, maka hal tersebut akan membawa dampak buruk. Khususnya pada perkembangan janin di kandungannya.
Menurut penjelasannya, jika pada kondisi normal atau tidak obesitas, berat badan ibu hamil harus tetap dijaga agar tidak turun ketika puasa.
Karena apabila turun, maka bisa jadi menandakan bahwa asupan kalori bayi kurang dari yang dibutuhkan.
“Ibu hamil itu jangan sampai berat badannya turun. Kalau berat badannya turun, artinya kebutuhan si bayi itu benar-benar sudah minus. Makanya akhirnya cadangan energi ibunya yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan si bayi,” ujar Damar.
Mengenai nutrisi, ia mengatakan ibu harus memenuhi kebutuhan nutrisi.
Di antaranya asam folat, kalsium, zat besi, karbohidrat, protein, hingga vitamin D. Hal ini guna menunjang perkembangan sel tubuh dan otak janin.
Adapun cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut, ialah dengan mengonsumsi jenis makanan yang bervariasi setiap harinya.
Damar menambahkan, ibu juga harus tetap memastikan kebutuhan cairannya saat berpuasa. Tetap terpenuhi yakni sekitar 2-2,5 liter setiap hari.
“Sering-sering saja minum selama dari berbuka puasa hingga imsak. Saat buka puasa bisa satu gelas, habis makan satu gelas, itu sudah 500 ml. Ditambah habis tarawih dan sahur, seharusnya bisa 2,5 liter,” tuturnya.
“Cairannya juga enggak harus dalam bentuk air minum ya. Misalnya dari es cendol juga ya boleh-boleh saja,” imbuhnya.