Teras Jepara – Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta mengungkapkan bahwa nama besar Jepara sebagai Kota Ukir menjadi pertaruhan untuk Industri mebel di Jepara, Jawa Tengah. Khususnya dalam hal kualitas mebel yang ditawarkan.
Ia menyampaikan hal itu ketika membuka acara Jepara International Furniture Buyer Week (JIF-BW) di Pendopo Kabupaten Jepara, Senin (6/3/2023).
Menurutnya, Jepara yang memang sudah terkenal sebagai Kota Ukir dan industri mebel, harus berani menentukan kualitasnya. Mulai dari pemilihan bentuk, harga, hingga bahan dasar yang digunakan.
“Jaga nama baik Kota Ukir Jepara, terutama kualitas dan kuantitas mebel Jepara,” ungkapnya.
“Pengusaha perhatikan kualitasnya, perhatikan harganya dan pastikan transparan terkait kualitas bahan yang digunakan,” Ianjutnya.
Terlebih lagi, ia menambahkan, dengan diadakannya JIF-BW ini, turut membuka pengembangan di sektor lainnya. Salah satunya industri pariwisata.
“Buyer (Red: pembeli) bisa saja tidak hanya membeli furniture, tapi juga bisa menginap di hotel-hotel yang kita miliki,” katanya.
Oleh sebab itu, ia pun meminta kepada dinas terkait untuk turut memperhatikan kesempatan tersebut. Terutama karena bisa membuat pembeli nyaman datang ke Jepara.
“Dinas pariwisata untuk mendukung Jepara sebagai kota ukir, dijaga kebersihannya, dijaga kenyamanannya,” terangnya.
Ia berharap, ke depannya, industri mebel di Jepara semakin maju dan terfasilitasi dengan adanya kemudahan akses, seperti pembangunan jalan tol Jepara.
“Semoga nanti ada pembangunan jalan tol. Kalau ada jalan tol di Jepara, itu akan jadi kesempatan untuk kita. Lebih banyak yang datang dan Jepara bisa benar-benar menjadi kita industri mebel dan jadi hype point-nya Indonesia,” tegasnya.
JIFBW Dongkrak Pangsa Pasar Industri Mebel
Ketua Konsorsium PT Jepara Gerak sekaligus Ketua Penyelenggara JIF-BW, Muhammad Jamhari mengatakan bahwa berlangsungnya pameran internasional ini, menjadi wujud keberanian industri mebel di Jepara untuk bersaing di pasar global.
“Jepara sebagai kota dengan branding Kota Mabel, harus berani memberikan diri mengadakan pameran. Venue sudah kita miliki di showroom kita masing-masing, di pabrik kita masing-masing,” katanya.

Selain itu, ia menerangkan, diadakannya JIF-BW juga untuk mendongkrak nilai ekspor mebel Jepara. Terlebih dalam beberapa tahun terakhir, pangsa pasar industri mebel di Indonesia juga mengalami penurunan.
“Performa industri mebel Indonesia relatif turun di antara negara ASEAN dan China, sementara pasar internasional terus berkembang,” jelasnya.
Ia menuturkan, hal tersebut yang mendorong para pelaku industri mebel Jepara melalui Konsorsium Jepara Gerak, untuk mengadakan pameran yang bertaraf internasional.
“Branding itu harus kita bangun, kita hidupkan. Karena jujur saja, begitu banyak UMKM di Jepara yg belum melakukan ekspor, tapi masih produktif masuk pasar dalam negeri. Hal ini mendorong kita untuk bagaimana membuat branding Jepara sebagai Kota Ukir benar-benar bisa dikenal dan menghidupkan kota industri mebel,” pungkasnya.
Sebagai informasi, JIF-BW dilangsungkan hingga 19 Maret 2023. Adapun konsep pameran yang diusung ialah “pameran kota”. Di mana ruang pameran merupakan seluruh isi kota, di masing-masing showroom yang ada.
Sementara itu, untuk dapat mengetahui daftar showroom yang menjadi 112 exhibitors, calon pengunjung/Buyer bisa memantau langsung di laman jifbw.com
Selain bisa melihat daftar showroom, pengunjung/Buyer juga bisa diarahkan langsung ke lokasi dengan arahan maps yang sudah disediakan. [ADV-TM]