Teras Merdeka – Indonesia digadang-gadang akan memiliki megaproyek dengan nilai investasi sangat tinggi. Di mana jumlahnya mencapai US$132 miliar, atau sekitar Rp 2.016 triliun (asumsi kurs Rp 15.278/US$).
Proyek raksasa tersebut berupa Kawasan Industri Hijau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara). Wilayah ini berdekatan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Panajam Paser, Kalimantan Timur.
Mewartakan data dari CNBC, jarak megaproyek tersebut dengan IKN hanya berjarak 185 km.
Nilai investasi yang begitu besar itu dikarenakan rencana sejumlah proyek besar yang akan dikembangkan di dalam Kawasan Industri Khusus. Rencananya, megaproyek itu akan berbasiskan pada sumber energi hijau.
Daftar Megaproyek di Dekat IKN
- Pabrik petrokimia
Pabrik petrokimia di Kawasan Industri Kaltara ini rencananya akan menjadi pabrik petrokimia terbesar di Indonesia. Di mana kapasitasnya bisa mencapai 4×16 juta ton per tahunnya.
- Pabrik Besi dan Baja
Proyek ini rencananya akan dibangun pabrik besi dan baja (iron and steel), berkapasitas 5 juta ton per tahun.
- Smelter Alumina
Kawasan Industri Kaltara ini juga rencananya akan dibangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) alumina, yang mana kapasitasnya mencapai 3 juta ton.
- Pabrik Baterai Kendaraan Listrik
Rencananya, pabrik baterai untuk kendaraan listrik maupun pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) akan dibangun di kawasan industri ini dengan kapasitas hingga 265 Giga Watt hour (GWh).
- Industrial and Polycristalline Silicon
Dengan kapasitas 1,4 juta ton, pabrik polycristalline silicon juga direncanakan akan dibangun di kawasan industri dekat IKN ini.
Sementara itu, untuk sumber energi, Kawasan Industri Hijau Kaltara akan menggunakan sumber energi hijau sebagai sumber utamanya.
Kemudian, sebanyak 10 Giga Watt (GW) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga akan dibangun di kawasan industri tersebut.
Tak hanya itu, Kawasan Industri Kaltara juga akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas hingga 10 GW.
“Kawasan Industri Kaltara ini diperkirakan akan menyerap 160.000 tenaga kerja,” tulis data CNBC dari Kemenko Marves tersebut.
Sebagai informasi, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya juga sempat menyinggung akan adanya pembangunan Kawasan Industri di Kaltara. Ia juga mengungkap bahwa nilai investasi tersebut mencapai US$132 miliar.
Luhut menyebutkan, investasi terdekat yang segera terealisasi ialah pabrik petrochemical di Kaltara.
Perencanaan pabrik tersebut juga telah dilakukan groundbreaking pada 21 Desember 2021 lalu. Di mana nilai investasinya mencapai US$24 miliar atau sekitar Rp 366,6 triliun.
Melalui hasil investasi ini, diperkirakan akan ada 100 ribu pegawai yang dipekerjakan. Termasuk juga transfer teknologi yang menguntungkan bagi Indonesia.
Adapun untuk nilai keuntungan yang akan diperoleh, bisa mencapai Rp 131 miliar per tahun pada tahun 2029.
“Ini secara bertahap tapi 2023 mendatang sudah beroperasi satu pabrik ini,” jelasnya.
Apabila investasi tersebut sudah terealisasi, secara otomatis, potensi ekspor dari RI juga semakin besar.
Luhut mengatakan, total ekspor nilai investasi ini pada tahun 2029 mendatang, bisa mencapai 30 persen.
Direncanakan, investasi pabrik ini ialah end to end untuk memproduksi petrochemical, alumina, lithium baterai, hingga green industry.