Teras Merdeka – Seseorang yang baru saja divaksin, selalu diingatkan untuk tidak beraktivitas fisik terlalu berat untuk sementara waktu.
Hal tersebut disarankan guna memberi waktu pemulihan dan meminimalkan kemungkinan efek samping atau reaksi yang mungkin terjadi.
“Istirahat setelah divaksinasi memungkinkan tubuh Anda untuk fokus membangun respons kekebalan yang kuat terhadap penyakit, tanpa terganggu aktivitas fisik atau stres mental,” kata dokter spesialis penyakit dalam, dr. Hikmat Pramukti, Sp. PD kepada Antara.news.
Ia menerangkan, jika seseorang mengalami reaksi atau efek samping yang tidak diinginkan dari vaksin, maka dengan beristirahat, akan membuat pepulihan menjadi lebih cepat.
Oleh sebab itu, setelah vaksin, ia menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, minum banyak cairan, dan istirahat yang cukup. Terutama untuk mengembalikan kondisi kebugaran tubuh.
Ia juga mengatakan, beberapa jenis vaksin memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Mulai dari demam hingga nyeri, serta kemerahan di area suntik.
Apabila terjadi KIPI dengan gejala ringan, bisa mengonsumsi obat antinyeri. Seperti jenis paracetamol.
KIPI juga perlu diwaspadai dengan gejala berat, seperti alergi serius yang mengancam jiwa. Seperti sesak napas, pembengkakan wajah, tekanan darah rendah, detak jantung tidak teratur, nyeri perut, serta mual. Bahkan, bisa juga mengalami penurunan kesadaran.
“Apabila terjadi kegawatan, jangan tunda untuk mengunjungi unit Emergency rumah sakit, sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat,” ungkapnya.
Sementara itu, sebelum di vaksin, disarankan pula untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis penyakit dalam.
Nantinya, dokter memeriksa kondisi kesehatan dan memberikan pertimbangan untuk pemberian vaksinasi.
“Sama halnya seperti menyiapkan si kecil untuk vaksin. Pastikan Anda dalam keadaan yang sehat dan bugar, ketika mendapatkan vaksinasi. Kondisi tubuh yang sehat membuat antibodi bekerja lebih efektif dalam membentuk kekebalan tubuh,” ucapnya.
Vaksinasi dilakukan dengan menyuntikkan mikroorganisme virus/bakteri yang sebelumnya sudah dilemahkan.
Menurut Hikmat, ketika seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang sudah terbentuk, kemungkinan besar gejala yang dialami akan lebih ringan dan tidak terlalu parah.
“Dengan kondisi ini, maka perawatan intensif di rumah sakit juga tidak diperlukan. Selain itu, vaksin juga dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit infeksi,” pungkasnya.