Teras Merdeka – Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl), tepatnya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali Erupsi. Bahkan erupsi yang terjadi juga disertaiawan panas, Minggu (26/2/2023).
“Tinggi kolom erupsi tidak teramati. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 1.860 detik,” ungkap Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Ghufron Ali.
Sementara itu, petugas PPGA Semeru, Mukdas Sofian menyebutkan bahwa terjadi 14 kali gempa erupsi dengan amplitudo 15-21 mm dengan lama 55-100 detik.
“Terjadi satu kali kali awan panas guguran dengan amplitudo 40 mm dan lama gempa 1.800 detik. Dua kali getaran banjir dengan amplitudo 30 mm dengan waktu 8.400-13.200 detik,” jelasnya.
Melalui pengamatan aktivitas Gunung Semeru pada pukul 06.00-12.00 WIB, terekam 23 kali gempa letusan dengan amplitudo 18-23 mm. Di mana lama gempa berlangsung selama 70-95 detik.
Kemudian, juga terjadi satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 18-23 mm, dan satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 22 mm.
Hingga saat ini, Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III. Sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi sejumlah rekomendasi yang telah disampaikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara. Terutama di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Adapun di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal tersebut karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
“Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” paparnya.
Tak hanya itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lemmah. Di mana hulunya berada di puncak Gunung Api Semeru.
“Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” pungkasnya.