Teras Merdeka – Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Nani Hendiarti mengatakan penanggulangan sampah merupakan tanggung jawab bersama. Di antaranya oleh pemerintah, swasta, serta masyarakat.
Nani mengatakan, harus ada sinergisitas yang baik untuk mengelola sampah plastik secara komprehensif. Termasuk cara mengelola ekosistem yang mumpuni.
“Partisipasi aktif semua pihak, kami yakin target yang dicanangkan pemerintah dapat tercapai,” ungkapnya, Rabu (12/10).
Ia juga mengatakan, pemerintah memiliki target untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke lautan, yakni sebesar 70 persen pada tahun 2025.
Menurutnya, mengelola sampah plastik yang baik juga dapat memberikan nilai tambah melalui pendekatan ekonomi sirkular.
Dimana, ekonomi sirkular merupakan model industri baru yang berfokus pada pengurangan sampah (reduce), penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). Hal ini mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.
Nani berharap, semakin banyak masyarakat yang ikut andil dalam mengelola sampah secara lebih baik. Khususnya demi masa depan lingkungan.
“Perubahan perilaku ini adalah upaya yang harus kita maintain,” kata dia.
Pemerintah dan pemangku kepentingan lain, ia menambahkan, terus berusaha untuk menggaungkan pengelolaan sampah yang lebih baik. Termasuk melakukan aksi di lapangan bersama masyarakat.
Dia menegaskan bahwa pemerintah tak bisa bergerak sendirian dan membutuhkan kolaborasi dari semua pihak. Pengelolaan yang baik membuat sampah bisa memberikan nilai ekonomi.
Ekonomi sirkular dari daur ulang sampah diperkirakan memiliki potensi menghasilkan produk domestik bruto (PDB) sebanyak Rp. 569 triliun hingga Rp. 638 triliun pada tahun 2030.
“Dengan menggerakkan ekonomi sirkular yang menitikberatkan pada daur ulang sampah. Sehingga sampah bukan lagi dilihat sebagai persoalan, tetapi menjadi sumber daya ekonomi baru yang berkelanjutan,” pungkasnya.