Teras Merdeka – Pabrik garmen PT Anugerah Abadi Magelang (AAM) di Desa Girirejo, Kecamatan Tempuran, Magelang, Jawa Tengah mengalami kebakaran hebat pada Minggu (8/12/2024). Sekitar 70 persen area pabrik hangus akibat peristiwa tersebut.
Kepala UPT Penanggulangan Kebakaran Kabupaten Magelang, Edy Priyanta mengatakan, meski api berhasil dipadamkan pada Minggu pukul 17.00 WIB, beberapa titik api kembali muncul. Hingga Senin pagi, proses pendinginan masih dilakukan untuk memastikan keamanan di sekitar lokasi.
“Bangunan, mesin produksi, dan material sebagian besar habis terbakar. Untungnya, gudang di bagian belakang masih bisa diselamatkan,” ujar Edy.
Akibat peristiwa itu, seluruh karyawan diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan. Langkah ini diambil untuk mendukung investigasi internal maupun eksternal terkait kebakaran.
Adapun terkait nilai kerugian, belum bisa dipastikan lantaran melibatkan bangunan, mesin, dan material. Bahkan, sebagain pakaian yang terkena dampak kebakaran ini rencananya akan diekspor ke Amerika.
Sementara itu, Pj Bupati Magelang, Sepyo Achanto meninjau lokasi kebakaran di pabrik garmen PT Anugerah Abadi Magelang (AAM), Desa Girirejo, Kecamatan Tempuran, Senin (9/12/2024). Ia menyoroti dampak besar insiden ini terhadap ribuan karyawan yang menggantungkan hidup mereka pada pabrik tersebut.
“Ada sekitar 2.700 pekerja yang hidupnya bergantung di sini. Ini menjadi kekhawatiran kita bersama, apalagi pemerintah terus berupaya mengurangi pengangguran. Kita harus pikirkan solusinya bersama,” ujar Sepyo di lokasi.
Ia menyampaikan telah berkomunikasi dengan Direktur PT AAM, Lee Myung Ho, agar segera menyelesaikan persoalan yang ada dan merancang langkah-langkah untuk kembali bangkit.
Pak Lee tadi juga sudah berbicara dengan pekerjanya, memberikan semangat agar mereka tidak putus asa dan terus berharap ke depan ada pemulihan,’ lanjutnya.
Penyebab Kebakaran
Kapolresta Magelang, Kombes Pol Mustofa, mengungkapkan bahwa tim dari Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor) Polda Jawa Tengah akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) begitu proses pendinginan selesai.
“Masih ada titik panas yang memerlukan pendinginan. Setelah itu, Labfor akan bekerja untuk mengungkap penyebab kebakaran ini. Kami tidak ingin berspekulasi, apakah korsleting listrik atau penyebab lain, semuanya akan dipastikan dari hasil investigasi,” jelas Mustofa.
Kebakaran ini menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat, terutama karena dampaknya yang luas terhadap perekonomian lokal dan kesejahteraan pekerja.
Upaya bersama antara pemerintah, manajemen pabrik, dan aparat keamanan diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan.