Teras Merdeka – Masyarakat Ngargoretno di Magelang, Jawa Tengah melakukan tradisi “Kawin Bambu” untuk melestarikan alam sekitar. Tradisi ini dianggap tidak hanya mampu mencegah bencana alam dan peningkatan kualitas udara, tetapi juga bisa bermanfaat dari sisi ekonomi bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Magelang melalui Plt. Staff Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik, Daryono Ummar Singgih saat memberikan sambutan pada kegiatan “Kawin Bambu” Penanaman Pohon Bambu Berkelanjutan 9 Bank di Pendopo Uluwatu Joggol, Dusun Tegalombo Desa Ngargoretno Kecamatan Salaman pada Kamis (31/10/2024).
Acara tersebut diselenggarakan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan bekerjasama dengan Pemerintah Desa Ngargoretno dan masyarakat peduli konservasi Desa Ngargoretno.
“Kami mengapresiasi dan berterimakasih kepada seluruh pihak yang menyelenggarakan acara ini. Semoga ini menjadi langkah yang membawa berkah bagi lingkungan sekitar dan mampu memberikan manfaat yang berkelanjutan, ” kata Umar Singgih.
Deputi Bidang Analisis dan Pemeriksaan PPATK, Danang Tri Hartanto menjelaskan, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka 22 tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme serta bentuk ikhtiar bersama dalam berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam.
“Kenapa bambu? Bambu ini menurut saya filosofinya adalah perjuangan. Bambu ini termasuk 10 besar penghasilan oksigen. Dalam sehari bambu bisa menghasilkan 1,2 Kg oksigen yang cukup untuk dihirup sebanyak 2 orang,” terangnya.
Menurutnya, potensi bambu yang melimpah di Desa Ngargoretno harus terus dimanfaatkan demi kepentingan bersama termasuk pencegahan bencana dan peningkatan ekonomi warga.
Sementara iru, Kepala Desa Ngargoretno, Dodik Suseno mengatakan bahwa bambu yang dulu dipandang sebagai tanaman tidak bernilai jual, kini dikembangkan menjadi bahan baku ekonomi kreatif yang dapat memberikan tambahan pemasukan bagi warga Desa Ngargoretno.
“Bambu ini kita hidupkan kembali, selain untuk mencegah bencana alam, bambu ini juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan peningkatan ekonomi,” katanya.
Baca Juga: Ritual Taksu Bali Candi Lumbung di Magelang
Sementara ini menurut Dodik warga Desa Ngargoretno telah memanfaatkan bambu sebagai bahan baku keerajinan, olahan masakan tradisional bahkan terdapat teh daun bambu yang saat ini tengah dikembangkan.
“Kami membuat sebuah taman arboretum, dimana semua jenis bambu di Indonesia kami usahakan ada disini. Sehingga taman ini nanti akan menjadi sebuah demplot yang akan kita kembangkan,” lanjut Dodik.
Prosesi Kawin Bambu ini juga diharapkan sebagai momentum untuk semangat bersama menjaga kelestarian alam Desa Ngargoretno serta memanfaatkan potensi bambu yang ada untuk peningkatan kesejahteraan warga.
Sebagai informasi, tradisi ini eksis di wilayah tersebut yang merupakan daerah Perbukitan Menoreh, yang juga termasuk salah satu kawasan yang berada pada Cagar Biosfer diantara Gunung Merapi dan Merbabu.
Oleh sebab itu, menjaga kelestarian lingkungan di wilayah ini merupakan bagian dari turut serta dalam mensukseskan Cagar Biosfer Merapi, Merbabu, Menoreh yang sudah ditetapkan pada tahun 2020 lalu.