Teras Merdeka – Pemerintah Indonesia telah menyiapkan 700 ribu hektare (Ha) lahan baru untuk budidaya tebu sebagai bahan baku campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin atau bioetanol. Dimana wilayah utama budidaya tebu tersebut berada di Merauke, Papua dan wilayah Jawa Timur.
Sebenarnya tidak keseluruhan luas lahan tersebut dikebut untuk merealisasikan industri etanol di dalam negeri. Melainkan juga untuk mengejar swasembada gula.
Hal tersebut termuat di dalam peta jalan yang menjadi amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mengatakan bahwa saat ini, rencana pengembangan industri bioetanol di Merauke sedang dalam tahap pembangunan, dengan lahan perkebunan tebu yang sudah mulai beroperasi.
“Sekarang sudah dalam tahap pembangunan. Ini kebunnya sudah berjalan,” katanya, dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (29/10/2024).
Baca Juga: Cita-cita Prabowo: Swasembada Energi, Fakta Lapangan: Impor Migas Tembus Rp500 Triliun
Yuliot menambahkan bahwa pemerintah terus mengembangkan industri bioetanol, tidak hanya di Merauke, tetapi juga di Jawa Timur. Di mana proses pengolahan tebu menjadi bioetanol melalui tetes tebu sudah berjalan.
“Bioetanol, kita juga ada pengembangan industri yang ada di Merauke. Ini juga di Jawa Timur, tetes itu kan juga sudah berlangsung. Bagaimana prosesnya dilakukan percepatan untuk memenuhi bioetanol di dalam negeri,” pungkasnya.