Teras Merdeka – Gangguan kecemasan banyak diperbincangkan di beberapa waktu terakhir. Sebenarnya bukan isu baru, tetapi banyak mendapat perhartian dari banyak kalangan, terutama anak-anak muda.
Rasa cemas merupakan reaksi normal tubuh seseorang terhadap stres yang merupakan pertahanan diri ketika berada di dalam situasi tertekan.
Rasa cemas ini menjadi bagian dari insting manusia agar hidup bisa berjalan normal. Masalahnya, saat rasa cemas ini datang secara berlebihan, akan berpengaruh pada kondisi psikologis seseorang.
Gangguan kecemasan dapat dideteksi dari perasaan takut, khawatir, dan cemas yang berlebihan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gangguan kecemasan memiliki wujud dan jenis yang berbeda-beda tergantung pada gejala serta pemicunya. Berikut adalah beberapa jenis gangguan kecemasan yang kerap ditemui di masyarakat:
Gangguan Panik
Gejala yang terjadi berupa jantung berdebar, berkeringat, nyeri dada, ketakutan, gemetar seperti tersedak atau seperti berada di ujung tandung.
Gangguan Kecemasan Sosial atau Fobia Sosial
Rasa takut atau cemas yang luar biasa terhadap suatu situasi sosial atau berinteraksi dengan orang lain. Baik sebelum, sesudah maupun selama dalam situasi tersebut.
Gangguan Kecemasan Umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD)
GAD merupakan kondisi ketika seseorang terus merasa cemas dan tidak bisa mengendalikannya.
Terdapat perbedaan antara kecemasan dan gangguan kecemasan umum. Pasalnya, seseorang dengan GAD bisa merasa gelisah bahkan ketika tidak menghadapi pemicu apa pun.
Meski hampir selalu mengalami kegelisahan tanpa bisa mengendalikan, seseorang dengan GAD biasanya kesulitan mengungkapkan perasaan tersebut.
Pasalnya, mereka juga sering kali tidak mengetahui dari mana rasa cemas ini muncul.
GAD paling banyak ditemukan pada orang dewasa di atas usia 30 tahun. Wanita lebih rentan mengalami gangguan kecemasan umum dibandingkan pria.
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
PTSD merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis. Beberapa peristiwa traumatis yang dapat memicu PTSD adalah perang, kecelakaan, bencana alam, dan pelecehan seksual.
Meski demikian, tidak semua orang yang teringat pada kejadian traumatis berarti terserang PTSD. Ada kriteria khusus yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang mengalami PTSD.
Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
OCD dapat dialami oleh siapa saja dari semua kelompok usia, tetapi paling sering muncul di usia 7–17 tahun. Penderita OCD biasanya menyadari bahwa pikiran dan tindakannya berlebihan, tetapi mereka tidak bisa melawannya.
Meski namanya hampir sama, obsessive compulsive disorder berbeda dengan obsessive-compulsive personality disorder (OCPD). OCD termasuk gangguan mental yang gejalanya bisa hilang timbul.
Gejala OCD terdorong oleh pikiran obsesif untuk menghindari rasa takut dan cemas. Selain itu, penderita OCD biasanya sadar akan kondisi yang dialaminya.
Berbeda dengan OCD, OCPD tergolong gangguan kepribadian yang gejalanya dialami secara konsisten oleh penderitanya. Penderita OCPD cenderung bersifat sangat perfeksionis dalam segala hal. Namun, penderita OCPD sering tidak menyadari kondisinya.