Teras Merdeka – Salah satu unggahan di media sosial Facebook terkait cara mendeteksi strok viral. Video tersebut ditonton hampir dua dua ribu viewers dan menjadi perbincangan lantaran memberikan tutorial cara mudah menganalisa gejala strok.
Konten dengan durasi 12 detik itu memberikan instruksi untuk menempelkan ujung jari telunjuk ke ujung jari tengah.
Sementara ujung ibu jari disatukan dengan ujung jari manis. Kemudian, formasi jari-jari itu diikuti dengan perintah menggerakkan kelingking.
“Sekiranya jari kelingking bisa digerakkan dengan lancar tanpa hambatan maka in syaa Allah bi idznillah aman tidak ada tanda dan potensi serangan stroke,” demikian isi potongan narasi dari unggahan Facebook tersebut.
Seperti biasa, tanpa tahu benar atau salah dari isi konten tersebut, animo netizen untuk hal-hal seperti terbilang tinggi. Buktinya, penonton video tips itu sudah tayang lebih dari 1,7 ribu kali.
Lalu, benarkah identifikasi sakit strok dapat diketahui dengan gerakan jari seperti yang dijelaskan dalam video?
Melansir dari Kompas.com, dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Royal dan National Hospital Surabaya, Bambang Kusnardi mengatakan, gerakan jari tersebut tidak mampu mengidentfikasi strok pada seseorang.
“Kalau untuk mengetahui risiko strok, ya kurang tepat. Tidak ada hubungan sama sekali,” katanya.
Selein itu, Direktur Utama RS Pusat Otak Nasional (PON) dr. Mursyid Bustami menjelaskan, untuk mengenali gejala strok, dapat dilakukan dengan menggunakan metode Face, Arm, Speech, Time (FAST) (kemenkes.go.id).
Mursyid menjelaskan, “Face” merupakan gejala yang dilihat dari wajah seseorang yang tampak tidak normal. Seperti wajah turun sebelah dan tidak simetris.
Sedangkan “Arm” adalah gejala strok yang dilihat dari lengan penderita. Dimana lengannya menjadi lemah. Jika lengan diangkat, maka tingginya tidak sama dengan lengan yang satunya.
“Speech” menjadi gejala strok dilihat dari cara bicara penderita yang menjadi sulit, tidak jelas, atau bahkan tidak bisa bicara.
Ketika tiga metode itu terindikasi pada penderita, maka sudah waktunya membawa penderita ke rumah sakit, yang termasuk deteksi kategori “Time”.