Teras Soloraya – Musim pendaftaran peserta didik baru sudah dimulai. Adanya sistem zonasi yang sudah berlaku dari beberapa tahun lalu, masih saja menjadi polemik hingga hari ini. Seperti yang terjadi di sejumlah sekolah dasar (SD) di Kota Solo, Jawa Tengah.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Surakarta, Abdul Haris Alamsah mengatakan, hingga tanggal 24 Juni 2023, sebanyak 13 SD di Solo hanya memperoleh tidak lebih dari sepuluh siswa baru.
Ia juga mengungkapkan, jumlah pendaftar yang masuk ke sekolah-sekolah tersebut tidak bertambah hingga waktu pendaftaran selesai.
Menurut penjelasannya, penyebab minimnya jumlah siswa tersebut salah satunya dikarenakan sistem zonasi.
Abdul juga menuturkan bahwa kebetulan saat ini lingkungan yang ada di sekitar sekolah-sekolah tersebut tidak ada anak berusia masuk sekolah dasar.
“Penyebabnya ya karena memang tidak ada anak usia masuk sekolah di sekitar sekolah,” ungkapnya, dikutip dari antara.news, Rabu (12/07/2023).
Meskipun begitu, ia menambahkan, tidak setiap tahun kondisi yang sama terjadi di sekolah-sekolah tersebut. Melainkan terjadi tergantung dari potensi anak usia masuk sekolah di lingkungan sekitar.
“Tidak setiap tahun. Bisa jadi misalnya karena tahun ini memang tidak ada anak di sekitarnya yang masuk usia sekolah sehingga kurang. Namun ada kalanya banyak juga anak-anak usia sekolah di sekitar sekolah,” lanjutnya.
Bahkan diberitakan sebelumnya, ada satu sekolah di Solo, yakni SDN Tumenggungan yang hanya memperoleh satu siswa pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) Tahun Ajaran 2023/2024.
“Dari jalur afirmasi dapat satu, kalau zonasi di lingkungan sekitar nggak ada anak,” jelas Kepala Sekolah SDN Tumenggungan, Lelly Maria.
Ia memaparkan, secara zonasi memang ada dua sekolah yang letaknya berdekatan dengan SDN Tumenggungan. Di antaranya yaitu SDN Beskalan dan SDN Bromantakan.
Menurutnya, tiga sekolah tersebut sama-sama berada di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo.