Teras Merdeka – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah masih mengandalkan bantuan dropping air bersih untuk mengatasi kekeringan di wilayahnya yang semakin meluas. Menurut data BPBD, dampak kekeringan di Jepara sudah dirasakan masyarakat di 17 desa dari 12 kecamatan, per 21 Oktober 2024.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jepara Arwin Noor Isdiyanto melalui Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Jepara, Muh Ali Wibowo mengatakan, dropping air bersih masih menjadi solusi utama, lantaran penanggulangan jangka panjang seperti pembuatan sumur-sumur bor, masih terbatas realisasinya.
“Kalau jangka panjang, itu kita rencanakan dengan pembuatan sumur-sumur bor. Kita masih mengusahakan dari BNPB untuk bagaimana kita mendapatkan alokasi anggaran sumur bor,” ungkapnya, saat ditemui di kantornya pada Senin (21/10/2024).
Diketahui, saat ini sudah ada dua sumur bor yang dibangun untuk mengatasi kekeringan di Jepara, khususnya di wilayah paling terdampak. Namun begitu, kedua sumur tersebut masih belum bisa berfungsi maksimal untuk mengatasi kekeringan yang terjadi.
“Pembuatan dua sumur bor di Kecamatan Donorojo yang sudah terealisasi merupakan bantuan dari CSR (corporate social responsibility). Ada di Desa Sumberjo dan Clering, tapi yang di Clering masih tahap proses dan belum ada airnya,” terangnya.