Teras Merdeka – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah melakukan penataan ulang pembangunan 168 KK di Kampung Bugisan akibat seringnya terjadi banjir rob. Saat ini, progress pembangunan sudah mencapai 68 persen.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kota Pekalongan, Andrianto saat melakukan monitoring di Kawasan tersebut bersama Kementerian ATR/BPN, jajaran Studi serta stakeholder terkait, Kamis (10/10/2024).
Andrianto menjelaskan, penataan Kampung Bugisan adalah program dari Pemerintah yang terintegrasi sejumlah project.
Meliputi pembangunan rumah baru atau peningkatan kualitas rumah, pembangunan jalan dan drainase lingkungan, pembangunan sarana sanitasi, pembangunan sarana air bersih dan pembangunan tempat pembuangan sampah TPS3R.
“Program ini menggunakan Dana Alokasi Khusus atau DAK terintegrasi tahun 2024, target kami akhir Desember sudah selesai semua. Untuk total nilai proyek DAK 17 miliar jika ditotal dengan beberapa kolaborasi anggarannya sekitar 20 M,” katanya.
Sementara itu, Sub Direktorat Pengembangan dan Diseminasi Akses Reforma Agraria Kementerian ATR/BPN, Windra Pahlevi mengapresiasi upaya dari Pemerintah Kota Pekalongan dengan stakeholder terkait dalam penataan Kampung Bugisan ini.
“Pembangunan fisik sudah ditindaklanjuti dengan baik dengan instansi pelaksana, sehingga harapannya konsep KT bisa membuat masyarakat penerima merasakan manfaatnya secara langsung,” ujarnya.
Windra menjelaskan, Kementerian ATR/BPN memberi kontribusi berupa reforma agraria yang terdiri dari penataan aset dan akses.
“Kami sempat berbincang dengan warga penerima manfaat ingin mengagunkan sertifikat yang telah diterbitkan untuk bisa mendorong ekonomi baru, sehingga kondisi kumuh tidak terjadi lagi, kegiatan ekonomi masyarakat berkembang dan pola pikir masyarakat lebih maju lagi, inilah program pemberdayaan yang akan kita tonjolkan,” sambungnya.
Lebih lanjut, Rizqi Abdulharis dari Pusat Studi Agraria Institut Teknologi Bandung (ITB) menerangkan bahwa ketika datang ke Kampung Bugisan, pihaknya melihat bagaimana Kampung Bugisan terkena rob setiap hari 2 kali dengan ketinggian yang cukup tinggi.
Oleh sebab itu, Rizqi beserta tim memutuskan untuk berkontribusi dengan dana pengabdian masyarakat dari ITB, salah satunya dengan mengatur alur air.
“Setelah dibangun tanggul ini rob sudah tidak terjadi, namun ketika hujan, Kampung Bugisan terdampak banjir karena wilayah ini paling rendah, sehingga kami membantu mendesainkan posisi folder penampungan dan saluran air dan konsolidasi tanah,” terangnya.
Rasa syukur pun diungkapkan oleh salah satu penerima bantuan berupa pembangunan rumah baru, Anik. Ia mengaku sudah bertahun-tahun terdampak banjir dan tidak pernah memimpikan rumahnya akan dibangun kembali oleh pemerintah.
“Kebanjiran terus bertahun-tahun, Alhamdulillah dibantu, senang banget. Harapannya cepat selesai. Saat ini kami ngekos, setiap bulan dapat 500 ribu dari Pemerintah, pas untuk bayar kos karena tiap bulannya 500 ribu rupiah,” ungkapnya.
Baca Juga: Sering Terdampak Rob, 98 KK di Wonokerto Pekalongan Dapat Bantuan Rumah Gratis
Hal senada juga disampaikan oleh Sopian, penerima bantuan peningkatan kualitas rumah. Ia mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu keluarganya.
“Di sini banjir sudah hampir 7 tahun, 3 tahun terakhir banjirnya tambah naik. Bantuan yang saya terima untuk merenovasi rumah bagian atas dan depan, dapat bantuan 20 juta, 17,5 untuk material dan 2,5 juta tukang,” ungkapnya.
“Alhamdulillah sudah ada tanggul juga, sejak Agustus 2023 sampai sekarang tidak banjir, tidak menyangka dan sangat bersyukur,” pungkasnya.