Teras Merdeka – Dinas Pertanian dan Pangan (Distan Pangan) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah terus mengupayakan hasil pertanian dengan varietas unggul. Salah satunya Kelapa Upat-upat dari Desa Banyuadem, Srumbung yang didirng menjadi varietas unggul nasional.
Sebelumnya, Pemkab Magelang sudah mendaftarkan enam varietas unggul lokal, yaitu tembakau, alpukat, durian, dan pisang. Pemkab Magelang pun mendapat penghargaan dari Kementerian Pertanian, yaitu kabupaten dengan usulan varietas unggul lokal sebagai upaya mengamankan plasma nutfah di daerahnya.
Saat ini, giliran Kelapa Upat-upat yang diupayakan menjadi daya tarik pangan dari Magelang. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Distan Pangan Kabupaten Magelang, Romza Ernawan saat mendampingi kegiatan Monitoring dan Evaluasi Calon Varietas Kelapa di Desa Banyuadem Kecamatan Srumbung, Jumat (27/9/2024).
“Kami terus berupaya agar keunggulan dari Kabupaten Magelang dapat tereksplor, salah satunya adalah varietas kelapa upat-upat yang ada di Desa Banyuadem Kecamatan Srumbung,” katanya.
Romza menjelaskan, Kelapa Upat-upat tersebut sudah masuk dalam varietas unggul lokal milik Pemkab Magelang dan saat ini pihaknya tengah berupaya bekerja sama dengan berbagai lembaga dari BSIP Palma, BRIN dan Balai Besar Kelapa Indonesia agar bisa menjadi varietas unggul nasional.
“Hari ini kita datangkan tim dari BRIN, Ditjen Perkebunan, BSIP Palma Manado, dan Balai Besar Kelapa Jawa Timur untuk verifikasi dan validasi mencocokkan proposal yang kita ajukan sebelum proses sidang pelepasan varietas unggul di Kementerian,” jelasnya.
Baca Juga: Gelaran Ritual Sengkala di Candi Borobudur
Romza berharap, usulan Kelapa Upat-upat menjadi varietas unggul nasional dapat terealisasi karena dari berbagai penelitian, komoditas ini memiliki ukuran terbesar se-Indonesia.
“Saat ini Kelapa Upat-upat ini ada 1.893 pohon induk terpilih (PIT) di Desa Banyuadem dan sekitarnya. Namun, sebagian besar ada di Desa Banyuadem,” imbuh Romza.
Diketahui selama ini, Kelapa Upat-upat digunakan oleh masyarakat untuk konsumsi rumah tangga, pembuatan minyak kelapa, dan pengembangan bibit lokal.
“Untuk teman-teman petani kelapa yang memiliki PIT agar bersabar karena benih yang beredar di masyarakat baru kami upayakan berlabel dan bersertifikat varietas unggul nasional. Kami tengah berupaya untuk itu,” pungkasnya.