Teras Merdeka – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah membentuk rencana penanggulangan bencana kekeringan di wilayahnya. Rencana penanggulangan tersebut dibuat lantaran mengingat bencana kekeringan di tahun sebelumnya (2023) yang terjadi cukup ekstrem.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Jepara, Muh Ali Wibowo mengatakan, jumlah daerah rawan bencana kekeringan dan kelangkaan air bersih di Kabupaten Jepara berdasar kejadian pada tahun 2023 meliputi 34 desa di 13 kecamatan.
“Sampai saat ini, data tahun kemarin masih menjadi acuan untuk rencana penanganan dan kewaspadaan,” ungkapnya saat dihubungi Teras Merdeka, Senin (15/7/2024).
“Itu (data tahun 2013) ada 34 desa di 13 kecamatan yang terdampak bencana kekeringan. Adapun yang paling luas terdampak yakni di daerah Kecamatan Keling dan Bangsri,” imbuhnya.
Namun begitu, di antara 34 desa tersebut yang saat ini sudah mendapat perhatian serius ialah di Desa Clering dan Desa Sumberrejo, Kecamatan Donorojo. Di mana wilayah tersebut terbilang cukup riskan terhadap bencana baik banjir maupun kekeringan.
“Karena struktur tanah di sana yang bentuknya itu cekungan, jadi sangat mudah banjir dan kekering. Saat ini juga sudah mulai diantisipasi,” jelasnya.
Ia menjelaskan, saat ini BPBD Jepara telah menyiapkan sumber daya untuk mengantisipasi dampak bencana kekeringan tahun 2024.
“Di tahun ini, kita mengantisipasi dampak kekeringan dengan menyiapkan antara lain sumber daya manusia 15 personel. Kemudian peralatan yang terdiri dari 2 unit truk tangki serta 30 set tandon berkapasitas 1.000 liter,” paparnya.