Teras Merdeka – Indonesia kini memiliki satelit luar angkasa bernama SATRIA-1. Satelit ini akan berfungsi sebagai penyedia layanan internet untuk kantor-kantor pemerintahan dan layanan publik di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi mengungkapkan, SATRIA-1 yang saat ini akan mulai beroperasi pada awal tahun 2024.
Ia mengatakan, SATRIA-1 sudah berhasil memasuki orbitnya di luar angkasa pada Senin (30/10/2023). SATRIA-1 juga telah melalui proses Electrical Orbit Raising (EOR).
Satelit ini meluncur ke luar angkasa dari Florida, AS, menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX pada 19 Juni 2023. Butuh waktu sekitar empat bulan untuk sampai di orbit yang dituju.
“Kita kalau menurut jadwal kan Desember ini sudah diorbit terus ground segment dikerjakan dan kita berharap awal tahun depan sudah bisa melayani masyarakat,” kata Budi, Kamis (2/11/2023).
Nantinya, lanjut Budi, satelit SATRIA -1 itu akan melayani internet berkapasitas 150 Gbps dan dibagi ke 30 ribu titik wilayah 3T.
“Yang pasti kita ini kan negara luas, jadi penggunaan teknologi satelit menjadi penting bagi kita,” tuturnya.
Tak hanya lewat satelit, wilayah 3T juga akan dilengkapi dengan menara telekomunikasi alias BTS yang dibangun oleh Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasiatau BAKTI Kominfo.
Ia menargetkan, hingga akhir November ini akan ada 5.600 BTS yang bisa melayani masyarakat di wilayah 3T. Namun masyarakat tetap harus membayar dengan harga yang akan disubsidi pemerintah.
Lalu, apakah layanan internet BTS 4G yang digarap BAKTI gratis sama seperti SATRIA-1?
“Ya enggak lah. Itu kan ada perhitungannya, yang pasti dusubsidi lah. Misalkan 1 BTS itu biaya capex-nya (modal belanja) Rp 25 juta sebulan. Kalau daerah 3T itu paling pelanggannya 10-20 orang yang make,” kata Budi menjawab pertanyaan tersebut.