Teras Merdeka – Gempa berkekuatan 6,8 SR di Marrakesh, Maroko menewaskan sebanyak 296 orang pada Jumat (8/9/2023).
“Menurut laporan sementara, gempa menewaskan 296 orang di provinsi dan kota Al-Haouz, Marrakesh, Ouarzazate, Azilail, Chichaoua, dan Taroudant,” tulis Kementerian Dalam Negeri Maroko dalam sebuah pernyataan, melansir AFP.
Selain itu, sebanyak 153 orang lainnya turut mengalami luka-luka.
Menurut survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa berada di kedalaman 18,5 km dan terjadi sekitar 71 km timur laut Marrakesh.
Seorang warga Marrakesh bernama Abdelhak El Amrani (33) mengaku merasakan getaran yang sangat kuat sebelum menyadari bahwa gempa sedang terjadi.
“Saya bisa melihat gedung-gedung bergerak. Kita tidak selalu memiliki refleks untuk situasi seperti ini. Lalu saya keluar dan ada banyak orang di sana. Semua orang terkejut dan panik. Anak-anak menangis dan para orang tua kebingungan,” jelasnya, sebagaimana dikutip dari media yang sama.
Listrik dan jaringan telepon juga sempat padam setidaknya selama 10 menit. Orang-orang, lanjut El-Amrani, memutuskan untuk tetap berada di luar.
Warga lainnya, Fayssal Badour, mengatakan bahwa dia sedang menyetir saat gempa terjadi dan langsung menghentikan kendaraannya.
“Saya berhenti dan menyadari betapa dahsyatnya bencana ini. Itu sangat serius, seolah-olah sebuah sungai meledak di tepiannya. Teriakan dan tangisan tak tertahankan,” ungkapnya.
Akibat banyaknya korban yang terluka, rumah sakit di Marrakesh dilaporkan mengalami peningkatan pasien yang signifikan.
Gempa juga dilaporkan terasa di kota-kota pesisir Rabat, Casablanca, dan Essaouira.
“Tidak terlalu banyak kerusakan, lebih banyak kepanikan. Kami mendengar jeritan pada saat gempa,” terang seorang warga Essaouira, 200 kilometer sebelah barat Marrakesh.
“Orang-orang berada di alun-alun, di kafe-kafe, lebih memilih untuk tidur di luar. Potongan-potongan fasad telah jatuh.” Katanya.
Akibat gempa yang terjadi, sistem PAGER USGS, yang memberikan penilaian awal mengenai dampak gempa bumi, mengeluarkan peringatan oranye untuk kerugian ekonomi. Hal ini memperkirakan kemungkinan terjadinya kerusakan yang signifikan.
USGS juga memberikan peringatan kuning untuk korban jiwa akibat guncangan. Kuning mengindikasikan adanya kemungkinan korban jiwa.
Gempa yang terjadi seperti saat ini bukan kali pertama mengguncang Maroko. Penduduk Maroko juga umumnya tinggal di bangunan yang rentan gempa.
Diketahui, Maroko juga sebelumnya pernah berduka pada tahun 2004 lalu karena gempa. Kala itu, sedikitnya 628 orang tewas dan 926 lainnya terluka ketika gempa bumi melanda Al Hoceima di timur laut Maroko.