Teras Merdeka – Sekitar 100 guru di Korea Selatan melakukan bunuh diri akibat tekanan oleh siswa dan para orang tua. Menyusul peristiwa itu, ribuan guru di Seoul melakukan aksi demonstrasi menuntut perlindungan hak.
Terdapat sekitar 50 ribu guru dalam aksi tersebut. Aksi demo terjadi setelah seorang guru muda ditemukan tewas bunuh diri, diduga akibat sering mendapat perlakuan kejam dari orang tua dan siswa.
Unjuk rasa dilakukan usai para guru menganggap lemahnya langkah-langkah hukum dan pejabat pemerintahan yang bersikap pasif dalam melindungi hak-hak guru.
Menurut data pemerintahan setempat, selama enam tahun terakhir hingga Juli 2023, terdapat sekitar 100 guru sekolah negeri telah melakukan aksi bunuh diri di Korea Selatan. 57 guru di antaranya diketahui mengajar di sekolah dasar.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, para guru turut membawa plakat bertuliskan “Mengungkap kebenaran adalah cara untuk menghormati.”
Aksi unjuk rasa dilakukan di depan gedung Majelis Nasional pada Selasa (05/09/2023).
Selama unjuk rasa berlangsung, Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Seol meminta para pejabat untuk mendengarkan tuntutan para guru dan berupaya untuk melindungi hak-hak mereka.
Tak hanya aksi unjuk rasa di Seoul, sekitar 60 ribu hingga 70 ribu guru juga mengadakan demonstrasi di tempat lain di Korea Selatan.
Namun begitu, pihak berwenang memberikan peringatan bahwa tindkan kolektif para guru ini merupakan tindakan ilegal dan mengancam tindakan disipliner.