Teras Merdeka – Secara mengejutkan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Negara Singapura brengsek. Bukan tanpa alasan, ia menyatakan hal tersebut lantaran Singapura meminta impor listrik dari sumber energi bersih Indonesia.
Namun permintaan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Luhut karena Singapura hanya meminta Indonesia untuk mengekspor listrik, tetapi tidak membangun industrinya di Indonesia.
Menurutnya penjelasannya, Indonesia mau mengekspor listrik ke Singapura, selama industri energi bersih ini dikembangkan di Indonesia.
“Singapura minta supaya kita ekspor listrik clean energy. Kita nggak mau, saya bilang nggak mau. Mau, kalau proyek di kita,” ungkap Luhut di acara ‘Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas’, dikutip dari CNBC, Rabu (10/5/2023).
Amarahnya semakin menjadi ketika ia menjelaskan bahwa permintaan tersebut menunjukkan bahwa Singapura menilai Indonesia bodoh. Terutama karena dianggap bisa dimanfaatkan untuk mengaliri listrik dari energi bersih Indonesia ke Singapura
“Ini kan brengsek Singapura ini, dipikir kita bodoh aja, tender perusahaan-perusahaan kita, emang gue pikirin,” tegas Luhut.
Meski tak disebut secara gamblang sumber energi bersih yang dimaksud, namun sebelumnya Singapura sempat meminta Indonesia untuk mengekspor listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Hal itu juga terungkap ketika kunjungan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong ke Jakarta pada pertengahan Maret 2023 lalu. Di mana Lee sempat melontarkan permintaan tersebut.
PM Singapura Lee Hsien Loong dalam Joint Press Statement dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Kamis (16/03/2023) menyampaikan isu tentang keberlanjutan. Di mana ada banyak potensi di sektor ekonomi hijau.
Dengan demikian, Indonesia dan Singapura menandatangani kerja sama tentang energi terbarukan.
“Yang akan mendukung pengaturan komersial di bawah pengembangan kemampuan energi terbarukan pada transmisi dan infrastruktur, serta perdagangan listrik lintas batas,” jelas Lee Hsien, Kamis (16/3/2023)
Menurutnya, hal tersebut juga akan memperkuat infrastruktur energi, transisi energi, serta ketahanan energi untuk Singapura. Termasuk mendukung inisiatif regional seperti jaringan listrik ASEAN.
“Ini adalah hasil yang win-win,” imbuh Lee.
Pembangunan EBT di Indonesia
Sederet perusahaan energi Indonesia pun kini berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Selain untuk berkontribusi mendorong energi baru terbarukan (EBT) di dalam negeri, tetapi juga menjadi peluang bagi perusahaan untuk bisa mengekspor listriknya ke Singapura.
Tak hanya berencana membangun PLTS, sejumlah perusahaan RI bahkan tengah bersiap membangun industri panel surya di dalam negeri.
Akan tetapi, menyambung omongan luhut sebelumnya, Luhut menyebut bahwa perusahaan RI bisa mengekspor listrik ke Singapura, asalkan industri panel surya di dalam negeri dibangun terlebih dahulu.
“Mengenai mereka (Red: Singapura) pingin ada ekspor solar panel dari Indonesia listriknya, dan Singapura. Tapi kita enggak mau begitu, maunya harus end to end. Kita harus bangun solar panel di sini, industrinya, kemudian baterainya, dan seterusnya. Baru kita ekspor ke Singapura, jadi win-win,” ungkap Luhut.
Sebagai tindak lanjut dari perintah Menko Luhut tersebut, sederet perusahaan energi RI sepakat menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Termasuk rantai pasok panel surya atau Solar Photovoltaic (PV) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) di Indonesia.
Penandatanganan MoU tersebut juga melibatkan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai (Original Equipment Manufacturer/ OEM).
Adapun perusahaan energi Indonesia yang meneken MoU tersebut antara lain PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green), PT Medco Power Indonesia (Medco Power), dan PT Energi Baru TBS (Energi Baru).
Ketiga perusahaan energi RI itu menandatangani MoU dengan pabrikan manufaktur PV dan baterai (OEM) dari dalam dan luar negeri. Di antaranya yaitu PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, dan LONGi Solar Technology Co Ltd.
Kemudian ada Jiangsu Seraphim Solar System Co Ltd, Znshine PV-Tech Co Ltd, Sungrow Power Supply Co Ltd, PT Huawei Tech Investment, serta REPT BATTERO Energy Co Ltd.
Sementara itu, penandatanganan MoU dilakukan oleh Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro, Presiden Direktur Medco Power Eka Satria, dan Direktur Utama Energi Baru Dimas Adi Wibowo.
Yang mana disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Senior Minister and Coordinating Minister for National Security HE Senior Minister Teo Chee Hean di Fullerton Hotel Singapura pada Kamis (16/03/2023).