Teras Jateng – Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Abdul Rahman mengatakan bahwa Kabupaten Boyolali berhasil masuk 10 besar tingkat kegemaran membaca (TGM) tingkat nasional.
Hal itu diungkapkannya usai acara Peluncuran dan Bedah Buku Konten Lokal ‘Boyolali Kaya Cerita 2023’, di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (21/3/2023).
Adapun kabupaten dan kota urutan 10 besar tingkat kegemaran membaca di antaranya yaitu pertama Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul, Kota Semarang, Bandung, Jakarta Pusat, Surabaya, Boyolali, Bantul, Karawang, dan Kota Makassar.
“Boyolali selain meraih TGM, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) juga masuk urutan ketiga nasional setelah Wonosobo dan Magelang,” ungkapnya.
Disarpus Boyolali pada 2023 ini, berhasil menerbitkan kembali buku muatan lokal Boyolali Kaya Cerita sebanyak 39 judul yang bertema khusus desa wisata di daerah tersebut.
Diketahui, pada 2022, Kabupaten Boyolali sudah menerbitkan buku sebanyak 22 judul. Sehingga total buku ‘Boyolali Kaya Cerita’ hingga saat ini sejumlah 61 judul.
“Para penulis adalah para guru di bawah binaan Disarpus Kabupaten Boyolali yang mana dalam proses penulisan itu, tetap melibatkan masyarakat,” terangnya.
Pihaknya berharap melalui peluncuran buku Boyolali Karya Cerita tersebut, bisa segera terekspos khasanah kekayaan budaya lokal di Boyolali. Baik melalui penulis, para guru, siswa, hingga masyarakat desanya.
Sementara itu, Bupati Boyolali, M Said Hidayat mengapresiasi berhasilnya diterbitkan 61 buku Boyolali Kaya Cerita di Boyolali. Menurutnya hal itu bisa mengisi perpustakaan dengan buku-buku yang berisi tentang kearifan lokal Boyolali.
Pihaknya juga mengingatkan, setelah buku-buku tentang kekayaan cerita lokal Boyolali itu sudah diterbitkan, maka harus segera diajarkan di seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Boyolali. Terutama agar kekayaan dan pengayaan pemahaman tentang nilai-nilai budaya lokal dapat diajarkan di seluruh lini sekolah.
Ia menuturkan, mewujudkan Boyolali Kaya Cerita menambah khasanah, wacana, pendidikan bagi anak-anak menjadi hal yang terpenting. Di lain sisi, kekayaan literasi bagi perpustakaan daerah juga akan bertambah dan diisi dengan kekayaan kekuatan lokalnya.