Teras Merdeka – Bentuk manusia menurut berbagai penelitian mengalami banyak perubahan. Baik dari ukuran maupun bentuk badan.
Nabi Adam dan para turunannya diketahui memiliki badan raksasa. Jauh lebih besar dan tinggi dibandingkan manusia zaman sekarang.
Bahkan, perubahan bentuk tubuh ini juga diprediksi akan terus terjadi pada manusia hingga di ribuan tahun mendatang.
Kemungkinan inilah yang diteliti oleh sebuah perusahaan asal California, Amerika Serikat, Toll Free Forwading.
Perusahaan telekomunikasi Internasional tersebut meyakini jika wujud manusia akan berubah secara menyeramkan. Terutama akibat pengaruh dari gawai atau gadget.
Di mana gambaran tersebut diilustrasikan melalui rekaan desain 3D yang mereka namakan “Mindy”.
Sebagai wujud manusia di masa depan, “Mindy” fisiknya telah berubah karena penggunaan smartphone, laptop, dan perangkat lainnya secara konsisten.
Secara spesifik, perusahaan itu memprediksi wujud “Mindy” atau manusia masa depan denga leher lebih tebal. Kemudian, postur tubuh lebih membungkuk. Sedangkan otak yang dimiliki manusia di masa depan akan lebih kecil dari manusia zaman sekarang.
“Untuk sepenuhnya menyadari dampak teknologi sehari-hari. Kami mengambil sumber penelitian ilmiah dan pendapat ahli tentang masalah ini,” tulis Toll Free Forwarding, mengutip Futurism, Senin (13/03/2023).
Meskipun begitu, keraguan terhadap penelitian itu pun muncul, terutaam terhadap sumber penelitiannya.
Misalkan, narasumber mereka soal perkembangan tulang belakang merupakan seorang ahli kesehatan dan kebugaran pada situs yang menjual krim pijat. Untuk itu, banyak yang menilai gambaran tersebut tidak bisa dijadikan sumber.
Sementara itu, Toll Free Forwarding juga mengkonfirmasi bahwa gambaran prediksi tersebut hanya bertujuan sebagai efek kejut. Di mana ditujukan untuk memberikan sindiran pada aktivitas manusia yang begitu ke tergantungan dengan teknologi.
Sebab tidak bisa lepas dari gadget, kebiasaan memelototi smartphone bisa menuntun evolusi biologi manusia.
“Konten kami dimaksudkan untuk diskusi dan kami selalu mendorong pembaca kami untuk mendiskusikan mengapa atau mengapa mereka tidak setuju dengan temuan tersebut,” jelas StudyFinds, blog yang sering menjadi andalan penelitian akademis.