Teras Merdeka – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga minyak goreng curah dan kemasan saat ini masih tinggi. Bahkan, mampu menembus Rp 18 ribu per liter.
Tercatat, kenaikannya mencapai 6,93 persen dari harga eceran tertinggi (HET), terhitung sejak Oktober 2022.
“Per 6 Maret 2023, harga rata-rata minyak goreng curah Rp15.048 per liter dan kemasan Rp18.143 per liter. Kenaikan harga telah terjadi sejak Oktober 2022 sebesar 6,93 persen terhadap HET,” ungkap Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy dalam Executive Forum Media Indonesia yang tayang secara virtual, Kamis (9/3/2023).
Sarwo juga menegaskan, pemerintah sudah melaksanakan rapat koordinasi bersama produsen minyak goreng pada 8 Februari 2023 lalu.
“Dari hasil rapat tersebut, disepakati komitmen penyaluran minyak goreng ke BUMN Pangan sebesar 29 juta ton per bulan. Terhitung sejak April tahun ini, demi menjaga stabilitas pasokan dan harga di pasar,” jelasnya.
Sementara itu, Sarwo merinci prognosa neraca pangan nasional periode Januari-Desember 2023. Di mana terdapat catatan stok awal minyak goreng ada di angka 831 ribu ton.
“Sedangkan proyeksi perkiraan produksi dalam negeri tahun ini mencapai 4,9 juta ton,” lanjutnya.
Dengan kebutuhan bulanan 406 ribu ton dan tahunan mencapai 4,8 juta ton, Sarwo menjelaskan jika neraca minyak goreng tahun ini masih surplus 896 ribu ton. Sehingga membuat Indonesia tidak perlu melakukan impor.
Di lain sisi, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mewanti-wanti inflasi yang berpotensi melonjak pada Ramadan dan Idulfitri.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi persnya mengingatkan, di momen tersebut bahwa harga komoditas berpotensi naik. Termasuk minyak goreng hingga daging ayam.
“Berdasarkan tren beberapa tahun terakhir, terlihat inflasi pada Ramadan perlu dikelola dengan mengendalikan harga-harga komoditas yang kemungkinan akan dominan mendorong inflasi. Di antaranya bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging ayam ras, dan beberapa komoditas lainnya,” katanya pada Rabu (1/3/2023).
Kemudian, BPS juga mencatat, inflasi Februari 2023 sebesar 5,47 persen (year on year/yoy).
Sementara inflasi bulanan terealisasi sebesar 0,16 persen. Inflasi terjadi karena kenaikan berbagai harga bahan pokok hingga biaya transportasi di Tanah Air.
Penyumbang inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi sebesar 13,59 persen dengan andil 1,63 persen.
Adapun penyumbang kedua terbesar inflasi tahunan Februari 2023 adalah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,23 persen dengan andil inflasi 1,87 persen.