Teras Pantura – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menyiapkan 600 gerai untuk pedagang yang akan meramaikan pasar malam dalam tradisi Dandangan. Tradisi ini biasa dilakukan untuk menyambut Ramadhan, setelah selama pandemi COVID-19 ditiadakan.
“Nantinya pedagang lokal akan mendapatkan porsi tersebar dengan jatah tempat 60 persen. Sedangkan 40 persen pedagang dari luar daerah,” ungkap Kabid Pedagang Kaki Lima (PKL) Dinas Perdagangan Kudus, Imam Prayitno, Jumat (10/2/2023).
Ia menjelaskan, masing-masing luas tempat berjualan akan berbeda-beda, menyesuaikan luas jalannya. Sebagian ada yang disediakan gerai seluas 3×4 meter, 3×3 meter, dan 2×4 meter.
Dari 600 tempat berjualan yang disediakan, nantinya ada 420 tempat yang dilengkapi tenda berjualan agar ada keseragaman.
Sedangkan 180 tempat lainnya diserahkan kepada pedagang untuk menyediakan tenda sendiri.
Untuk tarif sewa tempat, termasuk fasilitas tenda, listrik dan sampah selama 13 hari berjualan sekitar Rp 1 juta. Adapun yang tanpa dilengkapi tenda tentunya akan lebih murah.
Sementara itu, untuk lokasi berjualan, akan memanfaatkan badan jalan di sepanjang Jalan Sunan Kudus, Jalan Ramelan, dan Alun-alun Kudus.
“Kalau pendaftarnya membeludak, akan dicarikan tempat lagi,” paparnya.
Lokasi yang sebelumnya digunakan untuk berjualan, seperti di Jalan Pangeran Puger, Jalan Madureksan, Jalan Kiai Telingsing, Jalan Wahid Hasyim, Jalan K.H. A. Dahlan, dan Jalan Menara akan dimanfaatkan sebagai kantong parkir.
Imam memaparkan bahwa pendaftaran mulai pekan ini sudah dibuka.
Oleh karena itu, masyarakat umum bisa mendaftar ke kantor Dinas Perdagangan Kudus. Sedangkan pelaku UMKM yang tergabung dalam organisasi atau komunitas bisa melalui pembinanya masing-masing.
Sementara itu, pelaksanaan pasar dandangan dijadwalkan mulai 11-23 Maret 2023, sebelum memasuki bulan puasa Ramadhan.
Tradisi Dandangan di Kudus biasanya diramaikan dengan kirab Dandangan. Di mana juga ditampilkan potensi budaya beberapa desa di Kudus dengan rute kirab di jalan-jalan protokol.
Setibanya di alun-alun, peserta kirab melakukan adegan untuk menceritakan perkembangan Islam secara sederhana.
Kemudian ditutup dengan pemukulan bedug yang dilakukan oleh pejabat instansi terkait, sekaligus dimulainya awal Bulan Puasa Ramadhan.