Teras Jepara – Eksistensi narkoba di Jepara meraih menempati posisi nomor dua tertinggi se-Jawa Tengah. Oleh karenanya, gerakan untuk memberantas narkoba semakin digencarkan.
Dalam dialog interaktif yang bertemakan “Narkoba dan Kenakalan Anak Remaja” di Radio R-Lisa, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara, Haizul Maarif memaparkan bahwa pihaknya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat Jepara, khususnya anak muda.
“Kami terus beri himbauan bahwa alkohol maupun narkoba memiliki bahaya serius. Kami bangun paradigma yang menjelaskan negatifnya narkoba, pasalnya efek dari narkoba tak terhitung jumlahnya,” papar Haizul, Rabu (30/11/22).
Kemudian, ia mengatakan, tingginya angka narkoba di Jepara tidak lantas membuat down. Justru, pihaknya bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menangkal serta memberantasnya.
“Jalan-jalan ke rutan Jepara, ini bukan pantun ya, banyak ditemui residivis yang terjerat atas kasus narkoba. Mari kita upayakan pencegahan melalui jalin komunikasi dari DPRD, pegiat sosialisasi, hingga keluarga,” tuturnya.
Di sisi lain, Kepala Bakesbangpol Jepara, Lukito Sudi Asmoro menjelaskan, orientasi dari narkoba menyasar pada segmentasi anak muda. Tak heran apabila kenakalan remaja juga terkerek di Jepara.
“Sasaran atau segmentasi narkoba di Jepar mengarah pada kalangan remaja, dewasa, dan pekerja. Ini dilakukan untuk menghancurkan budaya ramah dalam Republik Indonesia,” ucap Lukito.
Karena Jepara telah menduduki daerah rawan narkoba ke dua se Jateng klasemen sementara, ia membeberkan, telah mengumpulkan 84 desa dan 48 ormas sebagai relawan anti-narkoba.
Hal tersebut dilakukan sebagai wujud antisipasi dan pemberantasan hingga ke pelosok negeri.
“Kami telah mengantisipasi secara dini, melalui ikrar anti narkoba. Bahkan desa secara komit membantu yang dibedahkan lewat APBDes. Tidak hanya itu, relawan juga dibekali pengetahuan serta backing dari aparat maupun militer apabila diperlukan,” pungkasnya