Teras Jepara – Menghadapi potensi bencana, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara menyiapkan setidaknya 24 Desa Siaga Bencana. Hal ini juga untuk meningkatkan peran masyarakat serta mengurangi risiko yang ada.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Arwin Noor Isdiyanto memaparkan, kehadiran desa siaga bencana dimaksudkan guna mengolah sumber daya manusia (SDM) masyarakat dalam meminimalisir risiko apabila terjadi bencana.
“Desa siaga bencana memiliki kemampuan atau skill untuk adaptif dalam menghadapi ancaman bencana yang melintas. Tidak hanya itu, dimaksudkan apabila terjadi bencana, risiko yang merugikan tidak berdampak terlalu signifikan,” papar Arwin, Kamis (24/11/22).
Ia melanjutkan, salah satu langkahnya ialah dengan meningkatkan kerjasama bersama pihak pemerintah daerah (pemda), sektor swasta, hingga kelompok lain yang peduli.
Atas gerakan yang dilakukan oleh BPBD, kini Jepara memiliki 24 Desa Siaga Bencana yang siap siaga apabila bencana sewaktu-waktu melanda.
Desa Siaga Bencana tersebut tersebar di berbagai kecamatan. Di antaranya, Desa Ketilengsingolelo, Bandengan, Tempur, Karangrandu, Kemojan, Somosari, Pancur, Pendem, Tegalsambi, Sowan Kidul, Gedangan, Damarwulan, Gerdu, Kunir, Sumberrejo, Kedungsarimulyo, Mayong Lor, Guosobokerto, Bategede, Plajan, Tanjung, Sumanding, Clering dan Karimunjawa.
Di sisi lain, menurut Arwin, BPBD belum mengupayakan masyarakat untuk relokasi. Sejauh ini fokusnya lebih banyak pada peningkatan SDM masyarakat untuk menghadapi bencana.
Alasnnya, selain meminimalisir risiko yang ada, juga agar dapat hidup selaras bertemankan kerawanan bencana.
“Sampai saat ini, BPBD melakukan peningkatan kapasitas masyarakat, membangun kesadaran, sehingga mampu menyikapi apabila bencana melanda Jepara,” terangnya.
Adapun edukasi yang akan diberikan pada Desa Siaga Bencana ialah pengarahan pada prabencana, saat bencana, hingga paska bencana.
“Contoh saja di daerah rawan banjir, prabencana diedukasi seperti mengetahui letak daerah tinggi, memperkuat dan meninggikan bangunan. Saat terjadi bencana, seperti mematikan listrik, segera mengungsi ke tempat yang sudah disediakan,” jelasnya.
Kemudian, Arwin melanjutkan, hal-hal yang perlu dilakukan ketika paska bencana ialah dengan tidak memasuki kawasan banjir tanpa perintah dari pertugas, menghindari air mengalir deras.