Teras Merdeka – Nikel Indonesia melantai di bursa komoditas logam London Metal Exchange (LME). Para pengusaha pun menyambut angin segar kemajuan investasi tersebut.
Diketahui, Nikel olahan dari Indonesia dengan kode DX-zwdx melantai di bursa sejak Mei 2024 lalu. Nikel ini diproduksi oleh PT CNGR Ding Xing New Energy.
Mengutip dari CNBC, Direktur Public Relations CNGR Indonesia, Magdalena Veronika mengungkapkan, setidaknya ada dua dampak nikel RI melantai di LME. Pertama, kualitas nikel RI diakui secara global.
Pasalnya, untuk bisa melantai di LME, DX-zwdx membutuhkan proses yang panjang dan harus memenuhi sejumlah sertifikasi.
“Harus memenuhi sertifikasi lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lain-lain yang dipersyaratkan LME. Kemudian, 3 bulan berturut-turut operasionalnya harus memenuhi semua syarat yang ada dari LME,” kata Veronika dalam media briefing di Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Rabu (30/10/2024), dikutip Kamis (31/10/2024).
Selain itu, sambung Veronika, masuknya nikel RI ke LME juga berpengaruh ke pasar nikel global. Usai nikel RI masuk ke LME, Australia katanya protes karena harganya terlalu murah.
Ia mengatakan harga nikel RI murah lantaran biaya produksinya tidak besar.
“Karena mineral kita ada di sini, kita bisa proses terus lanjutan sampai produk yang paling murni. Otomatis harganya kompetitif di global,” imbuhnya.
“Dibandingkan tetangga kita Australia US$20 ribu mau enggak mau enggak ada yang beli. Ini juga yang berdampak di manufaktur di Australia tutup operasional hingga 2026 masih belum ada kepastian,” imbuhnya.
London Metal Exchange (LME) menyetujui pencatatan merek nikel olahan pertama dari Indonesia dengan kode “DX-zwdx” pada Mei lalu.
Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi era Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rasa bangganya karena selama ini dunia dinilai mengabaikan Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar dunia.
“Saya juga mau laporkan pertama kali Indonesia masuk di LME di London yang selama ini kita di-ignore. Dengan kita masuk, maka Indonesia sekarang itu, mimpi saya yang tentukan harga nikel di dunia, itu sebabnya Australia marah karena merasa Indonesia bisa,” tutur Airlangga saat Rapat Kerja di Badan Anggaran DPR RI, Rabu (5/6), dikutip CNBC Indonesia.
“Ya kita bisa. Bangsa ini hebat kok, yang kita selama ini ditoko-tokoin ya bodohnya kita. Tapi sekarang kita prove it,” pungkasnya.