Teras Merdeka – Laporan terbaru dari platform konsultasi pendidikan dan karier, Intelligent, mengungkap fakta terbaru terkait Gen Z. Menurut survei mereka, sekitar enam dari 10 perusahaan yang diriset, melaporkan telah memecat lulusan universitas yang baru mereka rwkrut hari ini.
Beberapa alasan yang disebutkan di balik keputusan ini di antaranya karena kurangnya motivasi dari karyawan, kurangnya profesionalisme, dan keterampilan komunikasi yang buruk.
Berikut alasan mengapa perusahaan memecat karyawan Gen Z:
- Kurangnya motivasi atau inisiatif – 50 persen
- Kurangnya profesionalisme – 46 persen
- Keterampilan berorganisasi yang buruk – 42 persen
- Keterampilan komunikasi yang buruk – 39 persen
- Kesulitan menerima feedback – 38 persen
- Kurangnya pengalaman kerja yang relevan – 38 persen
- Keterampilan pemecahan masalah yang buruk – 34 persen
- Keterampilan teknis yang tidak memadai – 31 persen
- Ketidakcocokan budaya – 31 persen
- Kesulitan bekerja dalam tim – 30 persen
“Banyak lulusan perguruan tinggi baru-baru ini kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya, karena hal itu bisa sangat berbeda dari apa yang biasa mereka alami selama belajar,” kata Huy Nguyen, kepala penasihat pendidikan dan pengembangan karier Intelligent, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC Indonesia, Senin (21/10/2024).
“Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri,” lanjutnya dalam laporan tersebut.
Manajer perekrutan yang disurvei juga melaporkan bahwa beberapa pekerja Gen Z kesulitan mengelola beban kerja, sering terlambat, dan tidak berpakaian atau berbicara dengan pantas.
Laporan terpisah dari bulan April menemukan bahwa pekerja Generasi Z terlalu bergantung pada dukungan orang tua selama pencarian kerja mereka.
Menurut survei yang dilakukan oleh Resume Templates, menyebutkan 70 persen mengaku meminta bantuan orang tua mereka dalam proses pencarian kerja.
Sementara itu, 25 persen lainnya bahkan membawa orang tua mereka ke wawancara, sementara banyak yang lainnya meminta orang tua mereka mengirimkan lamaran kerja dan menulis resume untuk mereka.