Ada tiga tahap maneuver yang dapat dilakukan untuk menggulingkan suatu negara dari dalam. Tahap pertama, isolasi; menonaktifkan komunikasi dan transportasi mereka. Membuat target menjadi tuli, bodoh, dan lumpuh, sebelum masuk ke tahap kedua, yakni kekacauan serentak.
Kelumpuhan akibat teror dengan serangan tersembunyi dan informasi yang keliru, dapat menghancurkan kemampuan pertahanan dan membuat sistem senjata rentan terhadap ekstremis dan pasukan militer. Tanpa ada musuh atau motif yang jelas, maka orang akan saling menyerang.
Jika itu berhasil, tahap tiga akan otomatis terjadi: kudeta, perang sipil, dan keruntuhan. Program ini dianggap cara paling hemat untuk menjatuhkan suatu negara. Terutama apabila negara target tidak lagi berfungsi, mereka akan menghancurkan diri sendiri.
Teori tersebut begitu lugas dalam ucapan George H. Scott (GH) yang diperankan oleh Mahershala Ali kepada Clay Stanford (Ethan Hawke) dalam film “Leave the World Behind” (2023). G.H berperan sebagai yang ‘paling’ tahu terhadap situasi bisnis teknologi dan perang militer dalam film tersebut. Bahkan, G.H juga diperankan sebagai pengusaha yang menjalin hubungan baik dengan ‘orang-orang’ Pentagon.
G.H mengekspresikan ketakutannya dengan berusaha membaca situasi di dalam ketidakpastian di tengah bermacam serangan misterius yang dialami olehnya dan keluarga Stanford. Mulai dari aksi siber yang melumpuhkan sistem informasi, suara nyaring yang memekakkan telinga dan bahkan membuat Archie Stanford (Charlie Evans) nyaris kehilangan semua giginya, hingga kelumpuhan transportasi di darat, laut, dan udara.
Di awal film, cerita “Leave the World Behind” mengikuti Amanda (Julia Roberts) dan Clay Sandford yang membawa anak-anak mereka Rose (Farrah Mackenzie) dan Archie berlibur ke pantai dan menyewa sebuah rumah mewah nan cantik.
Alur berjalan santai dan terlihat menyenangkan dengan suguhan visual yang epik. Namun cerita mulai menjadi serba misterius, ketika G.H, yang merupakan pemilik rumah mewah tersebut datang ke rumah itu bersama putrinya, Ruth (Myha’la).
Kecurigaan tak mampu ditepis oleh Clay dan Amanda terhadap G.H dan Ruth. Namun cerita terus berjalan dengan kedua keluarga tersebut yang terpaksa hidup–dan bertahan hidup–di bawah satu atap ketika peristiwa yang semakin aneh dan apokaliptik terjadi.
Kekacauan misterius yang terjadi di kota dan ‘menghilangkan’ orang-orang membuat mereka semua berusaha bertahan di dalam rumah. Bahkan secara tidak langsung, bersatunya dua keluarga itu yang sarat akan simbol perseteruan warga ‘kulit putih’ dan ‘kulit hitam’ mengharuskan bekerja sama di bawah bendera yang sama, Amerika Serikat.
Kepanikan dan kekacauan terus diperlihatkan dalam film yang alurnya dibuat dalam lima bagian yakni Rumah, Kurva, Suara, Banjir, dan Akhir. Pada satu momen dalam film tersebut, Clay berusaha menuju kota untuk mendapat informasi dari koran yang bisa ia beli, namun ia justru tersesat dan mendapati ‘hujan’ kertas peringatan bertuliskan ‘Kematian Amerika’ dalam tulisan bahasa Arab.
Tak ada informasi apapun yang bisa didapat. Bahkan, peristiwa aneh juga terjadi ketika jalanan menuju kota dipenuhi oleh ribuan mobil self driver milik Tesla yang melaju dengan kecepatan penuh yang diduga datang langsung sendiri dari gudang penyimpanannya.
Peristiwa-peristiwa kekacauan yang diperlihatkan dalam film, menunjukkan bahwa yang dikatakan G.H tentang ‘penundukan’ AS semakin nyata adanya. Menurut G.H, kekacauan semacam itu tidak mungkin dapat dikendalikan, bahkan oleh para petinggi Pentagon.
Wacana Penundukan AS
Dalam realitasnya di beberapa tahun terakhir, kedudukan AS sebagai negara adikuasa disebut digoyang oleh China. Wacana penundukan AS pun menjadi perbincangan panas di sejumlah negara. Terlebih kekacauan-kekacauan di AS terus diekspos seakan menunjukkan bahwa negara tersebut dalam keadaan ‘tidak baik-baik saja.’
Pada bulan Oktober 2017, di Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok, Presiden China Xi Jinping secara terbuka menyatakan tujuannya untuk menjadikan China sebagai ‘panggung utama’ urusan dunia.
Xi mengatakan China tidak mencari dominasi global namun memperingatkan bahwa tidak ada seorang pun “yang boleh mengharapkan China menelan apa pun yang merugikan kepentingannya.” Ia juga mengisyaratkan bahwa kebangkitan China akan menciptakan tatanan dunia dengan “karakteristik China.”
Pada bulan Desember 2017, strategi keamanan nasional AS yang diperbarui secara resmi menyatakan bahwa kebangkitan China sebagai ancaman, dengan alasan pencurian kekayaan intelektual dan pengembangan senjata canggih yang mampu meniadakan keunggulan militer Amerika.
Lalu pada tahun 2021, kebijakan luar negeri pemerintahan Joe Biden menyebut bahwa China yang “lebih tegas” adalah satu-satunya pesaing AS yang bisa menggabungkan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologi untuk terus-menerus menjadi penantang kekuatan global yang stabil dan terbuka.”
Persaingan tersebut bahkan disebut-sebut menjadi periode ke-II perang dingin di dunia. Hingga hari ini, pemerintah AS dan China masih terus berkompertisi dan bernegosiasi dalam urusan ekonomi, teknologi dan militer.
Dalam film “Leave the World Behind”, seorang kontraktor bangunan bernama Danny (Kevin Bacon) yang digambarkan begitu misterius dan seakan sudah tahu dan siap dengan kekacauan yang terjadi memberi peringatan pada G.H dan Clay.
Danny mengatakan bahwa dalang di balik kekacauan tersebut adalah Korea. Ia juga bercerita jika bermacam peristiwa menakutkan itu turut terjadi di San Diego. Termasuk ‘hujan’ selebaran (seperti yang ditemukan Clay) yang ditemukan dalam bahasa Korea atau mungkin Mandarin.
Menurut Danny, perbedaan bahasa dalam selebaran itu-meskipun dengan isi yang sama-menunjukkan bahwa musuh AS ada di mana-mana, mungkin beberapa dari mereka juga bekerja sama dalam wacana ‘kematian Amerika’.
Memahami Tanda dan Bergerak
Dari semua tokoh yang terlibat dalam film “Leave the World Behind”, tidak ada satu pun yang memahami ‘bahaya’ yang akan datang, terkecuali Rose yang bahkan masih berumur 13 tahun. Rose memahami tanda bahaya melalui kawanan rusa yang sering ia lihat masuk ke halaman belakang.
Dalam satu percakapan menjelang tidur, tepatnya pada menit ke [1:36:58], Rose menceritakan kepada Amanda (ibunya) tentang suatu bahaya yang terjadi dan ia harus segera bergerak.
Rose bercerita tentang salah satu episode film yang ia tonton yakni “The West Wing” yang berkisah tentang seorang pria yang tinggal di dekat sungai.
Menurut berita radio, sungai akan membanjiri kota dan semua harus pergi. Tapi pria itu tidak pergi karena dia berdoa setiap hari. Dia tahu Tuhan akan menolongnya.
Lalu banjir itu sungguh terjadi. Seorang pria lain dengan perahu berkata padanya,” Hei, aku mau menolongmu.” Tapi pria itu tetap tidak mau pergi.
Lalu helikopter datang dan pilotnya menurunkan tangga, tapi pria itu tetap tidak mau pergi. Lalu pria itu tenggelam dalam banjir.
Maka, dia naik ke surga dan dia sangat marah pada Tuhan. Katanya, “Aku berdoa setiap hari. Aku kira kau peduli. Kenapa tidak menolongku?” Tuhan menjawab, “Aku mengirim berita di radio, perahu, dan helikopter. Kau mau apa lagi?”
Merefleksikan dari cerita itu, Rose tahu keadaan sedang tidak baik-baik saja dan ia harus melakukan sesuatu, karena Rose tidak mau menunggu. Hingga di suatu pagi, di tengah kepanikan yang masih berlangsung, Rose menghilang.
Dari berbagai review, banyak penonton yang berkomentar terkait bagian akhir film yang terkesan menggantung dan memunculkan pertanyaan apakah keluarga-keluarga tersebut bersatu kembali? Apakah mereka akan menemukan Rose?
Namun sang penulis novel yang ceritanya diadaptasi dalam film ini, Rumaan Alam justru berkata bahwa “Ada satu akhir yang benar-benar tidak bisa dihindari.”
Tapi itu hanya teorinya. Baik film maupun novelnya tidak memberikan jawaban pasti. Saat Amanda dan Ruth mencari Rose di halaman belakang, mereka terhenti saat melihat ledakan datang dari kota.
Film berakhir dengan Rose yang menemukan bunker tetangganya dan-yang lebih penting-sebuah DVD berisi musim terakhir “Friends”, film kesukaan Rose dan membuatnya risau sepanjang waktu karena tidak bisa menontonnya akibat jaringan lumpuh total. Lalu, lagu bertema keluarga Rembrandt, “I’ll Be There For You,” diputar di bagian kredit akhir film.
Ditulis oleh: Redaksi Teras Merdeka