Teras Merdeka – Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah menerbitkan surat edaran (SE) tentang pengendalian sampah selama perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Hal itu guna mencegah penumpukan sampah selama masa liburan tersebut.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, langkah strategis itu dilakukan guna mendorong kesadaran masyarakat dan para pelaku usaha untuk mengurangi dampak lingkungan akibat lonjakan aktivitas selama liburan.
SE tersebut juga menindaklanjuti edaran dari Kementerian Lingkungan Hidup terkait pentingnya pengelolaan sampah selama perayaan hari besar. Di mana ditujukan untuk mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Menurut keterangannya, SE itu juga melanjutkan tradisi Pemkot Semarang dalam menerapkan kebijakan serupa pada setiap perayaan hari besar, termasuk mudik Lebaran, guna menjaga kebersihan kota.
“Kampanye ini mengedepankan slogan ‘Liburan Minim Sampah’. Masyarakat juga kami ajak untuk membawa peralatan makan dan minum yang dapat digunakan kembali serta mengurangi limbah makanan saat jajan,” kata Ita, sapaan akrabnya.
Baca Juga: Kapolrestabes Semarang dan 17 Perwira Menengah di Jateng Dimutasi Polri
Ia menjelaskan bahwa pengelolaan sampah mencakup dua kegiatan utama. Di antaranya yaitu penanganan sampah (kumpul, angkut, buang) dan pengurangan sampah (pemilahan, pembatasan, pendaurulangan, penggunaan kembali).
Untuk mendukung pengurangan timbulan sampah, lanjutnya, edaran juga disertai upaya sosialisasi melalui berbagai media, seperti poster, video, dan announcer di fasilitas umum, termasuk terminal, bandara, dan stasiun kereta api.
Ia mencontohkan di Bandara Ahmad Yani Semarang, Stasiun Kereta Api Tawang, dan Terminal Mangkang yang sudah memasang imbauan tersebut.
Dalam SE tersebut, masyarakat dan pelaku usaha di Kota Semarang diimbau untuk menghindari penggunaan plastik sekali pakai, menggunakan dekorasi dan atribut yang ramah lingkungan.
Kemudian, memilah sampah berdasarkan jenisnya, terutama di lokasi umum seperti tempat ibadah, wisata, dan “rest area”, menyediakan fasilitas khusus untuk pengumpulan sampah terpilah, seperti sisa makanan dan kemasan plastik, serta mengutamakan konsep “less waste event” untuk semua acara perayaan.
Diharapkannya langkah tersebut tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengunjung Kota Semarang, tetapi juga membangun budaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa pengelolaan sampah dimulai dari diri sendiri, dengan cara memilah dan mengurangi sampah yang dihasilkan,” pungkasnya.