Teras Merdeka – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) berupaya dan berkomitmen untuk menangani masalah anak tidak sekolah (ATS) di wilayahnya.
Upaya itu dilakukan karena anak putus sekolah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kemiskinan, pengangguran, dan berbagai masalah sosial lainnya.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPM) Bappeda Kota Pekalongan, Murni Indah Wijayanti melalui analis perencanaan setempat, Ayu Cahyaning menjelaskan bahwa saat ini Pemkot sudah memiliki aplikasi Tuntas atau Totalitas Upaya Nyata Entaskan Anak Tidak Sekolah.
Pembuatan aplikasi ini bekerjasama dan berkolaborasi dengan Unicef Indonesia. Di mana setiap kelurahan mempunyai akun di aplikasi tersebut, yaitu untuk memudahkan verifikasi dan validasi data ATS dengan menggunakan platform yang disediakan.
“Sebelumnya pada tahun 2021 penataan dilakukan secara manual terlebih dahulu lalu berkembang dengan adanya aplikasi, mulai digunakan pada tahun 2023 dan di launching pada bulan Mei tahun 2024,” katanya, Jumat (11/101/2024).
Ia mengatakan, untuk menangani ATS Kota, Pemkot Pekalongan juga sudah memiliki tim penanganan ATS yang terdiri dari 3 Kelompok Kerja (Pokja). Di antranya yaitu tim penanganan ATS, tim pengembalian dan tim pendataan ATS.
“Selain itu kami juga punya Rencana Aksi Daerah atau RAD ATS yang saat ini masih dalam proses pembuatan, kemudian Peraturan Walikota terkait RAD penanganan anak tidak sekolah masih proses di bagian hukum bulan depan akan kita lakukan sosialisasi terhadap Perwal tersebut,” paparnya.
Lebih lanjut, Ayu menyebutkan bahwa perkembangan data ATS Kota Pekalongan pada tahun 2021 ada 11.680 anak. Setelah dilakukan verifikasi dan validasi pada tahun 2022, ada 1.743 anak.
Kemudian pada tahun 2023 ada 909 anak. Lalu pada Januari 2024 data ATS optimis sejumlah 862 ATS ditambah dengan Data Pokok Kependidikan (Dapodik) dari Kemendikbud-Ristek tahun 2024 sejumlah 1.739.Sehingga jumlah ATS di Pekalongan ada 2.601 anak.
Akan tetapi setelah dilakukan verifikasi dan validasi ATS per 28 Agustus 2024, ada sebanyak 1.324 anak, sebagian dari mereka bersekolah di kota lain, meninggal dan tidak ketemu.
Baca Juga: Sering Terdampak Rob, 98 KK di Wonokerto Pekalongan Dapat Bantuan Rumah Gratis
Lebih lanjut, Bappeda berharap semua sektor bisa berkolaborasi bersama secara maksimal khususnya kecamatan dan kelurahan. Hal ini memungkinkan ATS dapat tertangani dengan baik.
Tak hanya itu, masyarakat yang memiliki anggota keluarga putus sekolah diharapkan memberikan dukungan penuh untuk kembali sekolah, sebab Pemerintah Kota Pekalongan telah menyediakan sekolah kesetaraan tanpa dipungut biaya (gratis) yaitu SKB.